Mahasiswa IPB University Teliti Aksesibilitas Lansia Terhadap Layanan Publik Digital di Kota Bogor
Lansia sering kali menghadapi kesulitan saat harus beradaptasi dengan layanan digital di era smart city saat ini. Padahal, di tengah meningkatnya populasi lansia, akses mereka terhadap layanan publik khususnya kesehatan, menjadi kebutuhan yang semakin mendesak.
Menjawab persoalan ini, mahasiswa IPB University melakukan riset tentang aksesibilitas lansia terhadap layanan publik digital di Kota Bogor. Penelitian ini diinisiasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) berjudul “Silver Surfing in Digital Wave: Transformasi Perilaku dan Adaptasi Digital Lansia dalam Mengakses Layanan Publik Smart City di Kota Bogor.”
Ketua tim, Fadhila Bunga Ambary dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University menjelaskan bahwa riset mereka berfokus pada lansia sebagai salah satu kelompok rentan yang jarang mendapat perhatian dalam proses digitalisasi.
“PKM ini fokusnya pada kelompok rentan yang jarang diperhatikan dalam proses digitalisasi, yakni lansia. Kami menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) yang memberikan analisis komprehensif terhadap faktor penerimaan teknologi, serta mengaitkannya langsung dengan layanan kesehatan berbasis digital,” ujarnya.
Fadhila menambahkan, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pola transformasi perilaku lansia dalam memanfaatkan layanan publik digital, menemukan faktor-faktor yang memengaruhi adaptasi mereka melalui kerangka TAM, serta menyusun rekomendasi kebijakan yang mendukung digitalisasi ramah lansia.
“Dalam penelitian ini, Silver Surfing in Digital Wave dimaknai sebagai fenomena lansia yang berusaha menavigasi gelombang transformasi digital dengan memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup, terutama dalam mengakses layanan publik di era smart city,” tambah Fadhila.
Tema ini diangkat karena perkembangan smart city di Indonesia, termasuk di Kota Bogor, semakin menuntut layanan publik berbasis digital. Sementara itu, kelompok lansia masih menghadapi hambatan adaptasi teknologi.
“Dengan jumlah lansia yang terus meningkat, kesenjangan digital menjadi masalah serius yang berpotensi menurunkan akses mereka terhadap layanan penting, khususnya kesehatan,” jelasnya.
Riset yang juga melibatkan Silmi Aulia Syahadah dan Muhammad Irgi Prayudha Kusairi, dengan bimbingan dosen Rindang Matoati, SE, MSc, ini menghasilkan luaran berupa laporan kemajuan, laporan akhir, artikel ilmiah, policy brief, serta publikasi populer di media sosial.
Hasil riset diharapkan dapat memberi masukan konkret bagi Pemerintah Kota Bogor dalam merancang layanan publik digital yang inklusif. Dengan demikian, riset ini bukan sekadar kajian akademik, tetapi juga kontribusi nyata generasi muda dalam menjembatani kesenjangan digital antargenerasi, serta memastikan inklusivitas pembangunan smart city di Indonesia. (dh)

