IPB University Restorasi Ekosistem Perairan Lewat Empat Aksi Konservasi di Sukabumi dan Purwakarta
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University menorehkan komitmen nyata dalam restorasi ekosistem perairan melalui empat aksi konservasi di Sukabumi dan Purwakarta.
Empat aksi tersebut adalah penanaman pohon riparian di Waduk Cirata, transplantasi karang di perairan Ujung Genteng, pelepasliaran tukik penyu hijau di Pantai Pangumbahan, dan penanaman bibit mangrove di muara Cikadal, Geopark Ciletuh.
Ketua Departemen MSP IPB University, Prof Hefni Effendi mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi jembatan krusial bagi setiap stakeholder untuk sama-sama membangun awareness terhadap lingkungan, khususnya lingkungan perairan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Summer Course Highland to Ocean (H2O) 2025 yang mengusung tema “A Tapestry of Aquatic Biodiversity Thriving for a Sustainable Future”, melibatkan 18 peserta internasional dari 5 negara, akademisi, serta kolaborasi strategis dengan PT PLN Nusantara Power, Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Mandrajaya, Pokmaswas Ujung Genteng, dan Balai Konservasi Penyu Pangumbahan.
Dosen Departemen MSP sekaligus ketua pelaksana kegiatan, Muhammad Irfan Afif, MSi mengatakan bahwa kegiatan tahun ini terasa lebih berbeda dari biasanya. “Kita bekerja sama dengan industri dan kelompok masyarakat untuk membangun jejak ekologis yang bermanfaat bagi lingkungan dan berkesan bagi semua yang terlibat,” ujarnya.
Kegiatan ini dimulai dengan penanaman 50 pohon riparian yang terdiri dari jenis Durio sp., Artocarpus heterophyllus, dan Persea americana di sisi utara Waduk Cirata dilakukan bersama PT PLN Nusantara Power dan PMSE.
“Bibit yang ditanam di bantaran waduk ini diharapkan menguatkan tanggul alami di sekitar waduk dan mampu menahan erosi di sekitar waduk. Pohon tersebut dipilih agar kemudian masyarakat dapat memanfaatkan hasil panen dari buah-buahan tersebut di kemudian hari,” ucapnya.
Selanjutnya, di perairan Ujung Genteng, Sukabumi, dilakukan transplantasi karang sebanyak 10 buah dengan metode square substrate. Fragmen karang keras (Acropora spp.) ditanam pada kedalaman 1,5 meter di area seluas 100 m² menggunakan substrat kubus.
Metode transplantasi ini dipilih karena dirasa menjadi yang paling efektif di antara metode yang lain, karena sebelumnya Pokmaswas Ujung Genteng telah melakukan uji coba selama bertahun-tahun. Transplantasi ini akan dimonitoring tiga bulan kemudian dan diharapkan ketahanan tumbuhnya mencapai lebih dari 40 persen.
Selanjutnya, Pantai Pangumbahan menjadi lokasi pelepasliaran 50 tukik penyu hijau (Chelonia mydas) hasil penetasan semi-alami. Aksi ini didampingi secara teknis dari Balai Konservasi Penyu Pangumbahan. Selain pelepasliaran, para peserta juga diajak untuk melihat berbagai fasilitas di tempat konservasi tersebut.
Di Geopark Ciletuh, Sukabumi, sebanyak 100 bibit mangrove jenis Rhizophora mucronata ditanam di lahan rehabilitasi seluas 0,5 hektare di sekitar muara Cikadal. Aksi ini dipandu Pokmaswas Mandrajaya. Penanaman bertujuan memulihkan kawasan pesisir yang kini selalu mengalami abrasi sekaligus menciptakan nursery ground bagi biota pesisir. (*/Rz)
