Tim Ekspedisi Patriot IPB University Siap Kembangkan Komoditas Unggulan di Kawasan Transmigrasi Kikim, Lahat

Tim Ekspedisi Patriot IPB University Siap Kembangkan Komoditas Unggulan di Kawasan Transmigrasi Kikim, Lahat

Tim Ekspedisi Patriot IPB University Siap Kembangkan Komoditas Unggulan di Kawasan Transmigrasi Kikim, Lahat
Berita / Pengabdian Masyarakat

Tim Ekspedisi Patriot (TEP) IPB University bersiap mengembangkan komoditas unggulan di kawasan transmigrasi Kikim, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Tim ini akan bertugas di kawasan Kikim Selatan dan Penjalang Suku Empayang Kikim dan Saling Ulu (PSEKSU).

Dr Akhmad Arifin Hadi selaku ketua tim memaparkan, TEP IPB University dalam jangka panjang akan merancang strategi pengembangan komoditas unggulan berbasis potensi lokal secara menyeluruh dari hulu ke hilir di kawasan transmigrasi Kikim. Untuk tahun 2025 ini, dilakukan penggalian informasi mengenai potensi unggulan wilayah.

“Strategi ini sebagai fondasi bagi proses hilirisasi dan roadmap investasi tahap berikutnya di kawasan transmigrasi Kikim secara terintegrasi dan berkelanjutan,” paparnya saat agenda pertemuan dengan Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) serta Organisasi Penyelenggara Daerah (OPD) Kabupaten Lahat.

Dr Akhmad yang juga Ketua Departemen Arsitektur Lanskap IPB University turut menyampaikan kebutuhan data terkait pemetaan potensi kawasan baik dalam bentuk spasial, teks maupun tabular.

Pihak Distransnaker dan OPD menerima dengan baik ketiga tim ekspedisi. “Kami masyarakat Kabupaten Lahat menyambut baik maksud dan tujuan Ekspedisi Patriot ini. Mudah-mudahan apa yang dilakukan nanti bermanfaat untuk kemajuan di Kabupaten Lahat,” ucap salah perwakilan OPD. 

Kunjungan pertama dilakukan di Kota Terpadu Mandiri (KTM) yang berada di Desa Keban Agung, Kecamatan Kikim Selatan. KTM merupakan kawasan transmigrasi yang dilengkapi infrastruktur akses jalan, rumah hunian, listrik serta lahan pekarangan.

“Potensi utama di sini perkebunan sawit. Selain itu durian, kopi dan karet, tapi kalau karet walaupun hasilnya menjanjikan tapi perlu perawatan yang rutin,” ujar salah seorang transmigran saat diwawancara.

Namun demikian, terdapat permasalahan di KTM tersebut, yakni menurunnya jumlah kepala keluarga (KK) yang tinggal di area KTM. Hingga berita ini dibuat, transmigran yang tersisa hanya 9 KK dari awalnya 100 KK. 

“Ini tentunya perlu menjadi perhatian pemerintah dalam hal ini Kementerian Transmigrasi agar program transmigrasi di KTM Kikim Selatan dapat berkelanjutan,” ujar Qibtiyatul Masruroh, selaku koordinator lapang.

Rencana ke depan, ia dan tim (A Nur Fajar Oktaviani, Dzakiy Ihsan Refwan, dan Rayzar Raffa Mulyana) akan melakukan survei untuk menggali data primer terkait karakteristik responden, profil usaha tani, tingkat pendapatan, rantai pasar komoditas, serta indikator komoditas unggulan berdasarkan ekonomi dan prospek pasar. 

Agar potensi kawasan dapat divisualisasikan secara lebih terintegrasi, data hasil survei akan dilengkapi dengan pengolahan data spasial. Tim juga akan melakukan analytical hierarchy process (AHP) untuk menentukan prioritas pengembangan komoditas unggulan secara objektif. 

“Proses ini kemudian diperkuat dengan focus group discussion (FGD) bersama para pemangku kepentingan untuk menggali perspektif kolektif serta merumuskan rekomendasi strategis yang inklusif,” jelas Qibti. 

Hasil dari rangkaian kegiatan tersebut, lanjutnya, akan menjadi dasar penyusunan desain pengembangan komoditas unggulan kawasan transmigrasi Kikim yang terukur dan berkelanjutan, serta dilengkapi dengan sistem monitoring dan evaluasi untuk memastikan keberhasilan implementasi di tahap berikutnya. (*/Rz)