Tingkatkan Kapasitas Startup, LKST IPB University Beri Pelatihan Legalitas Produk hingga Desain Kemasan

Tingkatkan Kapasitas Startup, LKST IPB University Beri Pelatihan Legalitas Produk hingga Desain Kemasan

Tingkatkan Kapasitas Startup, LKST IPB University Beri Pelatihan Legalitas Produk hingga Desain Kemasan
Berita / Pengabdian Masyarakat

Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University menyelenggarakan Training Legalitas Produk, Strategi Pemasaran, dan Desain dan Teknologi Kemasan. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas startup dalam mengembangkan usaha. 

Kegiatan training ini dihadiri 25 startup terpilih dalam program Inkubasi Bisnis 2025. Kepala LKST IPB University, Prof Erika menjelaskan, selain menjalankan program inkubasi bisnis, pihaknya juga menargetkan output dan dampak nyata di lapangan. 

“Kita ingin 25 startup ini benar-benar eksis di bidang bisnisnya secara maksimal, memanfaatkan seluruh keilmuan dan fasilitas yang ada di LKST,” tutur Prof Erika saat memberi sambutan acara di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (10/7).

Ia juga menambahkan, kunci utama dalam mengembangkan startup adalah memiliki jiwa tangguh di lapangan dan kreativitas tinggi yang dikaitkan dengan inovasi bisnis. Keberhasilan 25 startup tahun ini, lanjutnya, akan membuka peluang peningkatan jumlah peserta pada program berikutnya.

Prof Rokhani Hasbullah, Wakil Kepala LKST bidang Inkubasi Bisnis dan Kemitraan Industri, mengatakan bahwa pendampingan secara komprehensif menjadi kunci keberhasilan pengembangan startup.

“Seluruh unsur usaha mulai dari produk, sumber daya manusia (SDM), akses pasar, hingga pembiayaan perlu mendapatkan perhatian dalam pendampingan,” jelasnya.

Ia menambahkan, permasalahan yang dihadapi startup sangat beragam. Ada yang masih berkutat pada pengembangan produk, sementara yang lain sudah memiliki produk yang baik tetapi menghadapi kendala di pengelolaan SDM.

“Bahkan, ada startup yang permasalahannya justru pada akses ke lembaga pembiayaan. Karena itu, kami memberikan pendampingan secara komprehensif, diawali dengan need assessment untuk mengetahui masalah utama masing-masing startup,” ujarnya.

Prof Rokhani menegaskan, dalam mengembangkan usaha, para startup harus menerapkan teknologi atau inovasi. Sentuhan inovasi akan menggeser usaha dari sekadar bersaing di pasar menuju menciptakan daya saing (competitiveness) yang kuat.

“Kalau tidak ada inovasi, maka akan sulit untuk bersaing. Namun, jika mampu menunjukkan inovasi dan keunggulan produknya, maka akan muncul value proposition yang meningkatkan daya saing,” tambahnya.

Dengan meningkatnya daya saing, pemasaran produk akan lebih baik. Bahkan, sebutnya, produk inovatif dapat dijual dengan harga lebih tinggi karena memiliki keunggulan yang diakui konsumen. “Konsumen akan rela mengeluarkan uang lebih besar karena mereka puas dengan keunggulan produk tersebut,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa inovasi bisa dilakukan di berbagai aspek, mulai dari produk, layanan, distribusi atau pengiriman, hingga strategi pemasaran. “Kami ingin mengajak para pelaku usaha untuk menerapkan teknologi sehingga dapat meningkatkan daya saing produknya,” pungkas Prof Rokhani. (AS)