Status Siaga Kekeringan, Ahli Meteorologi IPB University Pesankan Masyarakat untuk Waspada

Menyusul penetapan status siaga kekeringan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di lima provinsi, Pakar Meteorologi IPB University, Sonni Setiawan, SSi, MSi, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau 2025.
Sonni menyebut, kemarau tetap berisiko menimbulkan berbagai dampak serius, meskipun terdapat potensi hujan lokal akibat fenomena bintik matahari (sunspot).
Dosen Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University ini menjelaskan, pola dasar musim di Indonesia dipengaruhi oleh pergerakan angin monsun.
“Di Indonesia, secara umum musim terbagi menjadi musim penghujan yang disebabkan oleh angin monsun Asia, dan musim kemarau yang disebabkan oleh angin monsun Australia,” jelas Sonni. Ia menambahkan bahwa musim kemarau akibat monsun Australia biasanya berlangsung dari Juni hingga Agustus.
Namun, menurut Sonni, kemarau tahun ini memiliki karakter kemarau basah. “Tahun ini adalah ‘kemarau basah’ akibat fenomena sunspot yang dapat meningkatkan curah hujan secara tidak langsung,” jelasnya. Meskipun demikian, ia menegaskan, “Karakter dasar musim kemarau tetaplah periode kering.”
Sonni juga mengingatkan bahwa dampak khas musim kemarau tetap perlu diwaspadai. “Kekeringan dapat menyebabkan peningkatan suhu udara dan penurunan kelembapan udara karena kurangnya evaporasi air dari permukaan tanah dan tanaman,” ujarnya.
Ia juga menyebut dalam musim kemarau, selalu potensi peningkatan partikel debu dan polutan, sehingga terjadi penurunan kualitas udara, serta risiko kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), khususnya di daerah perkotaan.
Untuk mitigasi, Sonni merekomendasikan penggunaan transportasi umum untuk mengurangi polusi, konservasi tanah dan air, serta penggunaan tanaman tahan kekeringan. Ia juga menekankan bahwa fenomena seperti sunspot memiliki siklus 11 tahunan, sehingga pola cuaca seperti ini bisa berulang di masa depan.
Meski curah hujan lokal mungkin terjadi selama kemarau 2025, Sonni menegaskan bahwa masyarakat dan pemerintah tetap perlu siaga. Status siaga kekeringan yang ditetapkan BNPB bukan tanpa alasan.
“Fenomena sunspot memang memberi kemungkinan hujan, tapi sifatnya tidak merata dan tidak menjamin wilayah-wilayah terdampak akan terbebas dari kekeringan,” tutupnya. (Fj)