Ekosistem Perairan Kian Tertekan, IPB University dan Akademisi 15 Negara Bahas Solusi Berkelanjutan

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University sukses menggelar 3th International Symposium on Aquatic Sciences and Resources Management (ISARM). Acara bertajuk ‘Highland to Ocean (H2O): Innovative Strategies for Sustainable Aquatic Resources Management – Connecting Science, Policy, and Action’.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria, menyampaikan bahwa simposium ini menjadi forum penting untuk merespons tantangan pengelolaan perairan secara berkelanjutan di tengah tekanan eksploitasi, polusi, perubahan iklim, dan pembangunan yang tidak terkoordinasi.
“Tema tahun ini mencerminkan komitmen kolektif kita untuk membangun jembatan lintas disiplin ilmu, sektor, dan wilayah demi pengelolaan ekosistem perairan yang berkelanjutan,” ujarnya saat membuka acara, beberapa waktu lalu.
Sebagai negara kepulauan dengan kekayaan hayati perairan yang luar biasa, Prof Arif mengatakan, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam melestarikan dan mengelola sumber daya perairan pedalaman dan laut. Namun, tekanan terhadap ekosistem tersebut semakin meningkat.
Oleh karena itu, menurutnya, forum ilmiah seperti ISARM H2O berperan penting dalam mendorong kolaborasi dan pertukaran strategi lintas sektor dan negara. Forum ini menyediakan wadah bagi para ilmuwan, praktisi, dan pembuat kebijakan untuk bertukar pengetahuan, berbagi strategi inovatif, dan mendorong kolaborasi.
“Dengan memperkuat hubungan antara ilmu pengetahuan, kebijakan, dan solusi yang dapat ditindaklanjuti, kita dapat membuka jalan bagi pengelolaan sumber daya perairan berkelanjutan yang tidak hanya mendukung kesehatan ekosistem tetapi juga mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Ketua Departemen MSP IPB University, Prof Hefni Effendi menyampaikan, forum ini berhasil menarik peserta dari 15 negara. Yakni Indonesia, Malaysia, China, Jerman, Korea Selatan, Jepang, Australia, Filipina, Timor-Leste, Kepulauan Solomon, Komoro, Fiji, Papua Nugini, Laos, dan Madagaskar.
“Perluasan peserta ini merupakan bukti keyakinan bersama kita bahwa air dan biota yang hidup di dalamnya serta dinamikanya menghubungkan kita semua dari air di dataran tinggi hingga lautan terbuka,” ucapnya.
Gelaran 3th ISARM juga menghimpun sejumlah artikel ilmiah. Prof Hefni memaparkan, artikel-artikel terpilih akan dipublikasi pada prosiding BIO Web of Conferences yang terindeks Scopus.
Dalam kesempatan ini, juga dipilih best poster dan best oral presenter, berturut-turut Beutari Jiansarani dan Azka Auliya Yudanegara. Keduanya adalah mahasiswa S1 Departemen MSP IPB University.
“Terima kasih kepada semua pihak, terkhusus Direktorat Konektivitas Global IPB University, PT Sky Pacific Indonesia, dan Universiti Malaysia Terengganu atas dukungannya untuk acara ini,” tutup Prof Hefni. (*/Rz)