Dospulkam, 106 Dosen IPB University Siap ‘Mudik’ Terbarkan Inspirasi dan Inovasi untuk Kampung Halaman
Rektor IPB University, Prof Arif Satria, menaruh harapan besar terhadap program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) sebagai upaya nyata kampus dalam menghadirkan dampak langsung bagi masyarakat desa. Ia menilai, kehadiran dosen IPB University di kampung halaman tidak hanya membawa ilmu, tetapi juga inspirasi dan inovasi yang dapat menggerakkan pembangunan desa secara berkelanjutan.
Kegiatan Dospulkam tahun ini melibatkan 106 orang dosen IPB University yang akan terjun ke 106 desa/kelurahan pada 62 kabupaten/kota di 14 provinsi se-Indonesia. Jumlah dosen yang terlibat dalam program yang digagas Rektor IPB ini selalu meningkat setiap tahunnya. Pada 2023 ada 51 dosen, 2024 ada 75 dosen, dan 106 orang di 2025.
“Bagi kita ini adalah bagian inovasi-inovasi IPB yang bisa memberikan dampak secara ekonomi, ekologis, maupun secara sosial. Kemudian bisa membangun sebuah kampung yang penuh dengan optimisme karena banyaknya inovasi yang hadir di kampung tersebut,” ujar Prof Arif dalam sambutannya saat pembukaan pelepasan Dospulkam, belum lama ini.
Program Dospulkam sendiri menjadi salah satu dari banyaknya program pengabdian IPB University yang telah menjangkau lebih dari 6.600 desa di seluruh Indonesia. Program ini telah menghasilkan kontribusi akademik, model pembangunan desa, serta rekomendasi kebijakan yang bermanfaat di tingkat lokal maupun nasional.
Di sisi lain, Prof Arif juga berharap para dosen bisa menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat desa. Sebab menurutnya desa membutuhkan sosok inspiratif yang bisa menggerakkan pemikiran dan aksi masyarakat ke arah kemajuan.
“Inspirasi itu memang bisa dengan kata-kata, tapi lebih baik inspirasi itu dengan karya. Semoga Dospulkam bisa menjadi bagian dari karya-karya yang bisa membawa manfaat untuk masyarakat desa. Tentu manfaat yang sistemik, sustainable, dan berjangka panjang,” ucapnya.
Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi menjelaskan bahwa animo terhadap program ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Anggaran program ini juga meningkat dari Rp1,2 miliar tahun lalu, menjadi Rp2,5 miliar di tahun ini.
Ia menambahkan, konsep “kampung” dalam program ini tidak hanya terbatas pada kampung halaman secara geografis, tapi juga kampung sosiologis dan historis.
“Biasanya karena ada hubungan historis, rasa memiliki, serta keinginan memberi yang terbaik sangat tinggi, dan itu menghasilkan dampak yang luar biasa,” kata Prof. Ernan.
Lebih lanjut, Prof Ernan mengharapkan para peserta mendokumentasikan seluruh kegiatan melalui media sosial dan website. Langkah tersebut sebagai bukti konkret kontribusi IPB University kepada masyarakat sekaligus menunjukkan dampak nyata dari program yang dijalankan. (*/Rz)
