Peneliti IPB University Kembali Hasilkan Varietas Unggul Padi Sawah Tipe Baru IPB 12S, IPB 13S, IPB 14S, dan IPB 15S

Peneliti sekaligus dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Prof Hajrial Aswidinnoor dan Dr Willy Bayuardi Suwarno kembali melepas empat varietas terbaru padi sawah IPB.
Beberapa varietas padi yang sebelumnya dilepas, seperti IPB 1R, IPB 3S, maupun IPB 9G sudah banyak dimanfaatkan masyarakat. Varietas yang dilepas kali ini merupakan varietas padi IPB yang ke-15, dan merupakan inovasi varietas ke-10, 11, 12, dan ke-13 dari Prof Hajrial dan tim.
Empat varietas yang diperkenalkan kali ini oleh IPB University kepada masyarakat adalah varietas padi sawah IPB 12S, IPB 13S, IPB 14S, dan IPB 15S. Varietas-varietas ini sebelumnya telah dilepas oleh Menteri Pertanian pada November 2023.
“Seperti inovasi varietas padi sebelumnya, varietas yang diperkenalkan kali ini adalah juga varietas Padi Tipe Baru (PTB) yang memiliki karakter malai yang lebih lebat dari umumnya malai varietas padi nasional yang ada,” ujar Prof Hajrial selaku ketua tim peneliti saat acara Launching Inovasi IPB 2025 di Kampus Dramaga (14/5).
Ia mengurai, dari data pengujian pada 11 lokasi di berbagai kabupaten di Indonesia selama proses persiapan pelepasan varietas, keempat varietas memiliki produktivitas yang unggul dan berumur genjah.
Potensi dan Rerata Produksi
- Varietas IPB 12S memiliki potensi hasil 11,78 ton/ha dan rata-rata produksi 8,01 ton/ha;
- Varietas IPB 13S mencapai 11,55 ton/ha & 7,97 ton/ha;
- Varietas IPB 14S mencapai 11,66 ton/ha & 8,45 ton/ha; dan
- Varietas IPB 15S memiliki potensi 10,16 ton/ha dan rata-rata produksi 8,14 ton/ha.
Tahan Hama Utama dan Penyakit Blas
Prof Hajrial mengungkapkan, keempat varietas ini memiliki ketahanan yang baik terhadap hama wereng batang coklat (WBC) biotipe 1, 2, dan 3. Varietas IPB 12S dan IPB 13S bereaksi agak tahan terhadap semua ketiga biotipe hama WBC. Sementara varietas IPB 14S dan IPB 15S bereaksi agak tahan terhadap biotipe 1 dan 2.
Dari pengujian terhadap empat ras penyakit blas (ras 033, 133, 073, dan 173) di rumah kaca, keempat varietas juga menunjukkan reaksi ketahanan yang sangat unggul dibanding varietas padi sawah nasional yang ditanam luas oleh petani saat ini.
Data hasil pengujian menunjukkan bahwa keempat varietas padi IPB ini memiliki reaksi tahan dan agak tahan terhadap semua (empat) ras blas tersebut. Sementara dua varietas padi sawah nasional yang juga diuji bersama-sama sebagai pembanding, keduanya bereaksi rentan terhadap keempat ras blas tersebut.
“Tingkat ketahanan ini merupakan karakter yang sangat unggul jika dibandingkan dengan padi varietas nasional yang banyak dibudidayakan petani saat ini,” tandas Prof Hajrial.
Ia menyebut, ketahanan yang baik terhadap penyakit blas ini diharapkan dapat membantu para petani yang mengalami serangan penyakit blas pada pertanaman sawahnya. Terlebih saat ini, sudah mulai banyak ditemukan pada lahan sawah irigasi di sebagian sentra produksi padi nasional.
Keunggulan Khusus
Selain sifat-sifat unggul di atas, Prof Hajrial melanjutkan, masing-masing varietas juga memiliki karakter unggul kekhususan lain. Sebagai contoh, varietas IPB 12S dan IPB 13S memiliki rendemen beras kepala yang tinggi mencapai 96 persen dan 95 persen.
“Kedua varietas ini memiliki rasa nasi yang pulen dengan kadar amilosa masing-masing 11 persen dan 12 persen. Keunggulan-keunggulan khusus ini, menjadikan varietas IPB 12S dan IPB 13S ini potensial dan sangat cocok untuk target produksi dan pasar beras premium,” sebutnya.
Adapun varietas IPB 15S, dari hasil pengujian awal menunjukkan potensi kandungan Fe dan Zn yang cukup tinggi. Nutrisi Fe dan Zn merupakan mineral yang sangat membantu dalam mengatasi permasalahan anemia dan tengkes (stunting).
“Varietas IPB 15S ini juga menunjukkan kemampuan produksi yang relatif baik pada kondisi kesuburan lahan sedang dan kurang,” lanjutnya.
Dikatakannya, kombinasi keunggulan potensi kandungan nutrisi mineral dan kemampuan adaptasi baik pada lahan kesuburan sedang dan rendah, membuat varietas ini akan membantu jika digunakan oleh petani-petani yang tidak memiliki permodalan baik dalam berusaha tani–yang umumnya hasil panennya akan dikonsumsi oleh rumah tangganya sendiri.
“Inovasi varietas IPB 12S, IPB 13S, IPB 14S, dan IPB 15S ini diharapkan menambah alternatif varietas padi yang dapat ditanam petani, serta merupakan sumbangsih IPB University di tengah upaya keras bangsa Indonesia saat ini dalam mengupayakan swasembada dan kedaulatan pangan nasional berkelanjutan,” pungkas Prof Hajrial.
PT Botani Seed Indonesia, yang selama ini memproduksi dan menyebarluaskan benih varietas padi IPB University, merupakan mitra yang akan memproduksi dan menyebarluaskan varietas-varietas ini ke masyarakat. (*/Rz)