Antisipasi Ancaman AI di Indonesia, SKHB IPB University Bentuk Komunitas Kaderku

Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap ancaman penyakit Avian Influenza (AI), Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University dan mitra lintas sektor mengadakan Forum Group Discussion (FGD) “Penguatan One Health dan Pembentukan Kaderku (Kader Kesehatan Unggas Berbasis Komunitas)” di Bogor (8/5).
Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. FGD dibuka dengan sambutan Dekan SKHB IPB University, drh Amrozi, PhD.
Pembentukan Kaderku sebagai ujung tombak penerapan prinsip one health di pasar unggas dan rumah potong hewan unggas (RPHU). Kaderku akan menjalankan edukasi kesehatan, deteksi dini, pelaporan kasus, dan penerapan biosekuriti di pasar dan RPHU. Kader yang dipilih berasal dari komunitas lokal seperti pedagang, penyuluh, dan kader kesehatan lingkungan.
“Pembentukan Kaderku memerlukan pendekatan koordinatif dan kolaboratif yang kuat. Kader akan dilatih dan didampingi untuk menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian AI,” ungkap salah satu fasilitator FGD, drh Rama PS Fauzi, MSi.
Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, drh Imron Suandy, MVPH menyampaikan urgensi kolaborasi lintas sektor mengingat AI clade 2.3.4.4b telah terdeteksi di Indonesia sejak 2022 dan terus menyebar hingga 2024.
Wakil Rektor IPB University bidang Konektivitas Global, Kerjasama, dan Alumni, Prof Iskandar Zulkarnaen Siregar juga menekankan pentingnya sinergi antara pengawasan, pembiayaan, dan keterlibatan masyarakat untuk keberhasilan proyek ini. Ia berharap kegiatan ini menghasilkan solusi implementatif bagi masyarakat.
Prof drh Srihadi Agungpriyono, PhD, PAVet(K) selaku Project Investigator (PI) juga memaparkan beberapa poin penting dalam whole-of-society approach untuk ketahanan sistem kesehatan dan kesiapsiagaan pandemi di Indonesia.
Selain membahas struktur dan tugas Kaderku, peserta juga menyepakati perlunya sistem komunikasi efektif seperti grup WhatsApp, pelaporan berbasis komunitas, pelatihan berkelanjutan, serta evaluasi melalui pre-test dan post-test setiap kegiatan edukasi masyarakat.
FGD ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat sistem ketahanan kesehatan masyarakat dan hewan melalui keterlibatan aktif komunitas di pasar unggas. Program ini direncanakan berjalan selama dua tahun dengan pendampingan dari IPB University dan dinas terkait. (AP/Rz)