IPB University Diseminasi Teknologi High Throughput Sequencing sebagai Metode Deteksi Virus pada Bawang Putih

IPB University melalui Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian (Faperta) melaksanakan diseminasi deteksi virus pada bawang putih melalui teknologi high throughput sequencing (HTS). Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan dan membagi hasil penelitian kepada khalayak terkait pengembangan teknik deteksi dan identifikasi virus tanaman, khususnya pada bawang putih melalui teknologi HTS atau biasa disebut dengan next generation sequencing (NGS).
“Salah satu keuntungan dari penggunaan HTS adalah teknologi ini tidak hanya mendeteksi virus target (known virus), tetapi juga virus nontarget (unknown virus) dalam satu waktu,” jelas Dr Sari Nurulita, dosen Departemen Proteksi Tanaman IPB University.
Prof Sri Hendrastuti Hidayat menambahkan, “Aplikasi teknologi ini dapat dikembangkan untuk karantina tumbuhan di Indonesia sebagai garda terdepan untuk memutus jalan masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) golongan A1.”
Dalam kegiatan tersebut juga dipaparkan perkembangan teknologi deteksi virus tumbuhan dari masa ke masa. Selain itu, Associate Prof Stephen Harper dari University of Queensland, Australia hadir membawakan kuliah umum tentang strategi peningkatan produksi bawang putih sehat.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sidang Departemen Proteksi Tanaman dan Laboratorium Komputer IPB University ini diikuti oleh sejumlah peserta dari lembaga riset dan perguruan tinggi. Sebagian besar dari mereka berasal dari Badan Karantina Indonesia, selain juga dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Sebelas Maret, Politeknik Negeri Pontianak dan Universitas Bengkulu. Pada akhir acara, peserta juga menyampaikan presentasi terkait dat HTS yang dianalisis melalui pendekatan bioinformatika.
“Kegiatan diseminasi teknologi HTS ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan teknologi terkini dalam berbagai aspek bidang proteksi tanaman sekaligus juga menguatkan kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan, penelitian dan pengambil kebijakan,” ungkap Dr Hidayat. (*/Rz)