Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim Dampingi Petani Mitra Binaan Lingkar Kampus Melalui Saba Kampus

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim Dampingi Petani Mitra Binaan Lingkar Kampus Melalui Saba Kampus

direktorat-pengembangan-masyarakat-agromaritim-dampingi-petani-mitra-binaan-lingkar-kampus-melalui-saba-kampus-news
Berita

IPB University melalui Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) kembali menggelar kegiatan Saba Kampus (7/7) dengan Tema ‘Menuju Pertanian Lingkar Kampus yang Berdikari’. Kegiatan ini dilakukan di Agribusiness and Technology Park (ATP), Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor dan mengundang para petani mitra binaan IPB University yang berasal dari desa lingkar kampus.

Dr Iqbal Irfany selaku Asisten Direktur Kewirausahaan Sosial (Sociopreneur) menyambut hangat kedatangan para kelompok tani. Ia juga memperkenalkan aktivitas Saba Kampus yang akan dijalankan sebagai bentuk komitmen IPB University dalam membangun sinergitas bersama petani mitra binaan. 

“Melalui Saba Kampus, kami berharap dapat menjadi wadah untuk menjawab segala keluh kesah yang sedang dialami para petani. Kami juga akan terus terbuka melalui ATP IPB University,” ungkapnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini Sarwono, SP selaku Manajer ATP IPB University untuk memberikan materi pembekalan kepada para petani. Materi tersebut bertajuk ‘Pemupukan: Pupuk Organik sebagai Pupuk Alternatif’. Materi ini dipilih berdasarkan hasil survei tim ATP IPB University kepada petani mitra binaan yang dihadapkan pada permasalahan pemupukan. 

“Sumber pupuk dapat diperoleh dari bahan organik dan kimia atau nonorganik. Pupuk organik dapat menjadi alternatif karena pupuk kimia yang semakin langka, adanya pembatasan dan dihapusnya pupuk bersubsidi, serta bahaya dampak negatif pupuk kimia/non-organik yang semakin meningkat,“ ulas Sarwono.

Kegiatan Saba Kampus juga mengundang Prof Suryo Wiyono, Dekan Fakultas Pertanian IPB University sebagai narasumber dengan topik materi ‘Pengelolaan Hama dan Penyakit pada Tanaman Ubi Jalar dan Talas’. Ia menyampaikan berbagai jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman, khususnya pada komoditas ubi jalar dan talas. 

“Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit, petani dapat menggunakan pupuk hayati Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR),” ujarnya.

Antusias petani dibuktikan dengan jalannya diskusi yang sangat interaktif bersama dengan para narasumber. Salah satu perwakilan kelompok tani Desa Cikarawang, Ahmad Bastari menuturkan manfaat yang diperolehnya selama mengikuti Saba Kampus. Menurutnya, program ini sangat tepat bagi petani, karena dapat menjadi wadah untuk berbagi keluh kesah tentang masalah yang dialami mereka.

“Melalui Saba Kampus, petani dapat berdiskusi langsung dengan para pakar dari IPB University mengenai kendala, penyakit, hama pada tanaman, hingga dibekali tentang bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Mudah-mudahan, para petani khususnya di lingkar kampus dapat menjadi sejahtera,” pungkasnya. (*/Rz)