Prof. Erika : Para Lulusan IPB Memiliki Kemampuan Analisis Tinggi

Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni (DPKHA) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Studium Generale Pra Wisuda di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor (19/2). Acara ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada para calon wisudawan yang akan segera memasuki dunia karir.
Direktur DPKHA IPB, Dr. Syarifah Iis Aisyah, menyampaikan, bahwa kondisi ketenagakerjaan Indonesia belum memberikan harapan bagi penurunan angka pengangguran. Peluang kerja yang ada jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah lulusan perguruan tinggi. Akibatnya, tingkat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan juga semakin tinggi. “Lulus kuliah bukan akhir segalanya, tetapi menjadi awal dimulainya tantangan menghadapi dunia kerja,” ujarnya.
Menurutnya, di era pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tenaga kerja Indonesia harus siap menghadapi persaingan. “Dalam persaingan mendapat pekerjaan yang diinginkan, pastinya kita dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan. Biasanya kita selalu fokus pada berbagai kemampuan yang bersifat teknis, akan tetapi ada kemampuan yang sering kita lupakan yang juga terbilang sangat penting, yaitu softskill. Tidak ada tawaran lagi, satu-satunya untuk menghadapi hal itu adalah dengan mempersiapkan bahasa Inggris dengan baik. Itu modal utama dalam menghadapi tantangan dunia kerja,” tandasnya.
Sementara, Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan IPB, Prof. Dr. Erika Budiarti Laconi, mengatakan, para lulusan IPB harus bisa cepat beradaptasi dengan dunia kerja dan perlu menyiapkan softskill yang cukup. “Siapa yang tidak memiliki kapabilitas yang cukup, harus siap tersisih dalam dunia kerja,” kata Prof. Erika.
Prof Erika menambahkan, IPB memiliki DPKHA yang dapat memfasilitasi dan menjembatani lulusan IPB dengun dunia kerja. Sejumlah kegiatan DPKHA IPB yang telah dan terus dilaksanakan untuk membantu para lulusan, di antaranya info lowongan kerja, in campus recruitment, job fair, serta pelatihan karier dan soft skill. Para lulusan IPB, terangnya, mempunyai kelebihan dalam persaingan di dunia kerja, salah satunya memiliki kemampuan analisis yang tinggi.
“Saya sangat bangga dengan lulusan IPB, karena memiliki kekuatan dalam analisis. Oleh karena itu, tetaplah jeli dengan analisismu, tetaplah memberikan informasi yang terbaik untuk perkembangan dunia pertanian secara keseluruhan,“ ujarnya.
Prof Erika menjelaskan, kewirausahaan menjadi perhatian bagi para lulusan, membuka lapangan pekerjaan adalah salah satu bukti kesiapan dalam menghadapi dunia kerja yang semakin tinggi. Entrepreneurship dipandang sebagai suatu kegiatan yang mempunyai potensi menciptakan dan meningkatkan pertumbuhan lapangan kerja. Sektor entrepreneur menjadi sangat penting karena keterbatasan pemerintah menyediakan lapangan kerja kepada masyarakatnya.
Anggaran pemerintah terbatas membuka lapangan kerja baru, sedangkan di lain pihak angkatan kerja terus bertambah sejalan dengan pertambahan penduduk. Pertumbuhan angkatan kerja memberi tekanan terhadap ketersediaan lapangan kerja di suatu daerah. Jika daerah tidak mampu menyediakan lapangan kerja, maka akan terjadi tingkat pengangguran yang tinggi. Jika sektor entrepreneurial berkembang, maka tingkat pengangguran dapat ditekan lebih kecil.
“Di berbagai negara, peranan sektor entrepreneur menciptakan lapangan kerja sudah mendapat pengakuan. Banyak negara menyadari bahwa jumlah perusahaan yang tumbuh cepat menjadi kunci penciptaan lapangan kerja. Oleh karena itu, sektor entrepreneur perlu diberi perhatian dan dilindungi,” ujar Prof Erika.
Dalam Studium Generale Pra Wisuda kali ini menghadirkan dua narasumber, yakni President General Manager Total E & P Indoneisa, Arividya Noviyanto; dan Founder Agrowisata Kebun Jeruk Eptilu, Rizal Fahreza.(Awl)