Perkuat Pemahaman Berbangsa dan Bernegara, Mahasiswa IPB Ikuti Program Penguatan Pendidikan Pancasila

Sebanyak 25 orang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mengikuti "Peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila", sebagai peserta sekaligus sebagai Liaison Officer (LO). Program tersebut terselenggara atas kerjasama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI dan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) yang diadakan selama dua hari yakni 11 dan 12 Agustus 2017, bertempat di IPB International Convention Center (IICC) dan Istana Bogor. Acara ini dihadiri oleh sebanyak 503 orang mahasiswa dan 105 orang dosen yang mewakili 105 perguruan tinggi negeri dan swasta dari Aceh sampai Papua.
“Maksud dan tujuan acara ini adalah dalam rangka memperkuat pemahaman berbangsa dan bernegara di kalangan mahasiswa Indonesia. Untuk itu diperlukan internalisasi pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kampus,” ujar Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti RI, Intan Ahmad.
Acara ini dibuka dan diresmikan oleh Menteri Ristekdikti RI, Mohamad Nasir. Dalam sambutannya menteri menyampaikan bahwa bangsa Indonesia dewasa ini memiliki banyak permasalahan, diantaranya kemiskinan, radikalisme, narkoba, intoleransi, terorisme, rendahnya kemampuan berpikir kritis positif dan rendahnya daya saing bangsa, menurunnya pemahaman ideologi Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan RI dan Bhinneka Tunggal Ika. Oleh sebab itu, dibutuhkan pendidikan Pancasila dalam Perguruan Tinggi yang nantinya tidak hanya menghasilkan lulusan yang pandai secara kognitif tetapi juga mampu memahami permasalahan bangsa, sehingga bisa berkontribusi untuk membangun bangsa ini.
Acara ini juga dihadiri oleh Megawati Soekarnoputri,Presiden ke-5 RI sekaligus ketua Dewan Pengarah UKP Pancasila; Tri Sutrisno, yang merupakan Wakil Presiden RI ke-6; Sekjen Kemenristekdikti RI, Yudi Latif selaku Kepala UKP PIP beserta para deputi; Rektor IPB, Prof. Dr. Herry Suhardiyanto; Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof. Dr. Yonny Koesmaryono, serta sejumlah rektor perguruan tinggi di Jakarta dan Bogor.
Yudi Latif selaku Kepala UKP PIP, juga menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang majemuk baik agama, RAS, suku, budaya dan lain-lain. Keberagaman tersebut seringkali menimbulkan suatu penyakit, yakni sulitnya mencari titik temu dan menemukan kehendak bersama. Namun, dalam hal ini yang dapat mempersatukan segala kemajemukan tersebut adalah Indonesia itu sendiri dan nilai-nilai yang dapat mempersatukannya terkristal dalam nilai-nilai Pancasila.
“Singkat kata Pancasila itu adalah titik temu kita dimana sebuah warna itu berpadu. Pancasila adalah titik pijak dimana seluruh undang-undang, peraturan, kebijakan berlandaskan Pancasila. Pancasila juga menjadi titik tuju kita kemana bangsa ini harus diarahkan. Tanpa Pancasila kita akan kehilangan titik temu, titik pijak dan titik tuju kemana bangsa ini harus diarahkan," tandasnya.
Pada kesempatan kali ini D’voice, paduan suara Diploma IPB, tampil membawakan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan sejumlah lagu nasional dan daerah pada acara pembukaan sekaligus penutupan program. Hari pertama dibuka dengan kegiatan orientasi untuk dosen dan mahasiswa tentang penguatan nilai-nilai Pancasila dan juga nonton bareng film “Pantja Sila: Cita-cita dan Realita”. Sedangkan hari kedua merupakan acara utama yang berlangsung di istana kepresidenan Bogor dan dihadiri langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo. (CU/NM).