Gerakan Perempuan IPB University Inisiasi Pemutaran Film 3D Mengenai Otak

Gerakan Perempuan IPB University Inisiasi Pemutaran Film 3D Mengenai Otak

gerakan-perempuan-ipb-university-inisiasi-pemutaran-film-3d-mengenai-otak-news
Berita

Sudah sejak lama kita tahu bahwa otak adalah inti kehidupan. Organ sebesar kepalan tangan itu mengatur seluruh mekanisme kehidupan pemiliknya. Namun tidak banyak yang tahu kehebatan apa saja yang dimiliki oleh otak.

Gerakan Perempuan IPB  University menginisiasi pemutaran film tiga dimensi (3D) dan kegiatan edukasi kesehatan otak di Bogor dengan tema ‘The Amazing Human Brain and The Potential Catasthrope’ yang diselenggarakan di Cinemaxx Lippo Plaza Ekalokasari, Sabtu (12/10). Acara ini merupakan kerjasama antara Gerakan Perempuan IPB University, Siloam Hospital, dan Universitas Gunadarma.

Gerakan Perempuan IPB University adalah organisasi yang menjadi wadah bagi para civitas akademika wanita di IPB University. Diketuai oleh Prof Aida Vitayala, pakar gender sekaligus Guru Besar IPB University, organisasi ini rencananya akan menjadi lembaga formal dengan nama Gerakan Perempuan Kreatif Indonesia Peduli Bangsa. Hingga saat ini, anggota yang terhimpun di dalamnya sebanyak 250 orang. Prof Aida mengatakan bahwa fokus kegiatan dari organisasi ini adalah pengabdian masyarakat.

Pemutaran film 3D ini merupakan kegiatan publik pertama Gerakan Perempuan IPB University.
Rektor IPB University, Dr Arif Satria sangat mengapresiasi adanya kolaborasi ini.  Rektor IPB University mengatakan bahwa belakangan ini riset mengenai otak sangat berkembang. “Saya yakin setelah ikut acara ini akan lebih percaya pada Tuhan,” kata Dr Arif.

Film edukasi dalam tiga dimensi merupakan ide dari ahli bedah saraf Indonesia, Prof Dr dr Eka J. Wahjoepramono. Bagi Prof Eka membuat materi mengenai saraf itu mudah, namun permasalahannya apakah materi itu dapat menarik perhatian. Untuk itu muncul ide film 3D dalam pemberian edukasi mengenai otak. Pemutaran film 3D sendiri telah dua kali diselenggarakan, dan di Bogor adalah kali kedua.

Telah lama berkecimpung di bidang bedah saraf, Prof Eka  telah menemui banyak kasus.  “Saya telah banyak mengoperasi pasien dengan segala jenis penyakit yang berhubungan dengan otak. Saya tidak pintar, hanya penasaran. Kenapa di luar negeri bisa operasi penyakit ini, sedangkan Indonesia tidak,” kata Prof Eka.

Seperti yang diketahui, otak mengatur mekanisme kehidupan manusia. Sehingga sudah pasti keseimbangan hidup manusia akan terganggu jika otaknya rusak. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak ada yang bisa disembuhkan secara total, tidak dapat disembuhkan, dan ada yang dapat dihindari. Stroke yang dikatakan sebagai penyakit pembuat cacat nomor satu adalah penyakit yang seharusnya bisa dihindari.

Prof Eka sangat berharap dengan adanya Gerakan Perempuan IPB University ini bisa turut menyebarluaskan bahaya penyakit stroke. Penyakit ini, jelas Prof. Eka, tidak hanya berdampak pada pasien tapi juga keluarga. Karena stroke membunuh penderitanya secara perlahan.

Terakhir, Prof Eka berpesan penting adanya pemeriksaan rutin. Semakin cepat mendeteksi adanya potensi penyakit pada otak akan menyelamatkan banyak hal di masa depan. (ASK/ris)