Rektor IPB University: Agro Maritim 4.0 Solusi Atasi Kerusakan Alam

Rektor IPB University: Agro Maritim 4.0 Solusi Atasi Kerusakan Alam

rektor-ipb-university-agro-maritim-4-0-solusi-atasi-kerusakan-alam-news
Berita

Kini hanya 50.7 persen wilayah di Indonesia yang masih memiliki tutupan hutan (primer, sekunder dan perkebunan). Selain itu, 68 persen sungai di Indonesia dalam kondisi tercemar. Sebagian besar ada di pulau Jawa. Sebanyak 25,1 persen, desa-desa mengalami polusi air dan 2,7 persen desa mengalami polusi tanah. 

“Kerusakan cukup besar juga terjadi pada ekosistem pesisir (bakau, lamun dan terumbu karang). Hal ini dipicu oleh kegiatan reklamasi pantai, pengerukan dan penambangan pasir. Ekosistem mangrove di Indonesia juga telah menurun dari 4,2 juta menjadi 2,9 juta hektar selama periode 1980-2005. Status padang lamun di Indonesia pada umumnya dikategorikan sebagai "kurang sehat",” ujar rektor IPB University, Dr Arif Satria dalam sambutannya di The 1st International Seminar on Natural Resourches and Environmental Management di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (15/8). Seminar internasional yang digelar oleh Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL), Sekolah Pascasarjana IPB University  ini mengangkat tema Managing Indonesian Natural Resourches and Environment in Disruption Era.

Menurutnya krisis lingkungan dan perubahan iklim ini telah menjadi perhatian utama dalam komunitas global. Ada banyak inovasi IPB University yang bisa dikembangkan di era Industri Teknologi 4.0.

Konsep Agro-Maritim 4.0 yang digagas IPB University menawarkan platform pengembangan yang mengintegrasikan manajemen terestrial dan wilayah laut secara inklusif didukung oleh kondisi sosial dan budaya, modal ekonomi yang kuat dan penggunaan teknologi digital untuk menggerakkan produktivitas bangsa.

“Agro-Maritim 4.0 bertujuan menghasilkan produk yang sehat dan aman, dapat dilacak dan disertifikasi. Konsep ini juga mempromosikan produksi yang berkelanjutan dan konsumsi yang menghasilkan zero limbah dan jejak ekologis yang rendah juga menjaga keanekaragaman hayati. Kami akan terus memberikan ide-ide baru, inovasi dan tindakan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas planet kita,” ucap Rektor di hadapan peneliti dari Jepang, Jerman, Malaysia, Thailand dan Indonesia yang hadir dalam kegiatan ini.

Narasumber yang hadir adalah Sekretaris Jendral Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Hendroyono, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memaparkan tentang Natural Disaster, Nelly Florida Riama dan Badan informasi Geospasial Indonesia, Dr. Antonius Bambang Wijanarto. (dh/Zul)