Mahasiswa IPB Presentasikan Solusi Masalah Pengangguran di Acara Konferensi Internasional di Jepang

Berawal dari obrolan kecil di sebuah warung kopi, tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mempresentasikan solusi masalah pengangguran di Indonesia pada 7-8 Oktober 2017 di Tokyo Jepang. Mereka adalah Ario Anindito mahasiswa Sekolah Bisnis (SB) IPB; Satrio Bayu Saputra, mahasiswa Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) Fakultas Peternakan (Fapet) IPB; dan Nadya Avitri Shafira, mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB.
“Keikutsertaan kami dalam forum internasional di Jepang ini berawal dari perbincangan di warung kopi pada malam hari. Kemudian kami coba seriuskan dan diskusikan lebih intensif,” ujar Ario.
Kegiatan konferensi yang diikuti Ario dan tim bertema Social Science and Humanities dengan topik khusus yaitu Humanities diselenggarakan oleh International Academy of Science, Technology, Engineering, and Management (IASTEM) yang berasosiasi dengan World Research Library.
Dalam tema kecil ini diwakili oleh pembicara dari 13 negara, di antaranya Jepang, Pakistan, Korea, Vietnam, Thailand, China, dan Indonesia. Ario dan tim merupakan satu-satunya pesertaundergraduete yang diperkenalkan langsung oleh moderator, sedangkan pembicara lainnya merupakan peserta doktoral dan PhD. Rangkaian acara dari kegiatan konferensi ini di antaranya tour kebudayaan Jepang, diskusi kelompok, dan presentasi paper.
Pada topik kemanusiaan ini, Ario dan tim mencoba untuk mencari solusi kecil yang bisa mereka lakukan bagi masalah pengangguran di Indonesia dan meningkatkan perekonomian daerah. Solusi yang mereka tawarkan adalah program pendidikan pemuda desa. Program tersebut memiliki tiga rangkaian kegiatan yang bertahap, yakni education programs, training, dan guidance.
Pemuda diajak untuk menggali potensi daerah sebagai sumber mata pencaharian lokal yang dapat dimanfaatkan (education programs). Kemudian diadakan pelatihan manajemen usaha, dan tahap terakhir adalah mengembangkan ranah usaha dengan tujuan menciptakan lapangan kerja baru.
“Jangan menyerah pada kesempatan meskipun itu kecil,” tandas Ario. Pesan ini disampaikan Ario dari pengalamannya mempersiapkan kegiatan ini dalam waktu yang sempit dan singkat di antara kesibukan organisasinya. (UAM/NM)