Fateta IPB – BOLUG Gelar Lonas

Fateta IPB – BOLUG Gelar Lonas

Berita

Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB bekerjasama dengan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog), mengadakan Lokakarya Nasional (Lonas), “ Peningkatan Dayasaing Beras Nasional Melalui Perbaikan Kualitas”, di Ruang Pertemuan Oryza Gedung Bolug I (13-14/9) Jakarta.

Peserta Lokakarya berasal dari Departemen Pertanian, Industri, Perdagangan, BUMN, Lembaga Penelitian, Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah TK I dan II, Perpadi, Perusahaan Penggilingan Padi, KTNA, Petani, Media massa dan umum.

Sementara sekitar 14 pakar dan praktisi terkait langsung dengan perbaikan mutu beras di Indonesia hadir. Diantarannya, Prof.Djoko Said Damardjati, APU (Ditjen P2HP, Deptan), Dr.Sutrisno, M.Agr. (Direktur F-Technopark,Fateta IPB), Ir.Abdul Waries Patiwiri, MBA (Ketua PERPADI), Dr.Mulyo Sidik (GM East Asia Emergency Rice Reserve), Dr.Yang Ling (Taichung District Agricultural Research and Extension Station, Council of Agriculture), Dr.Sam Herodian, MS (Ketua PERTETA), Dr. Rimbawan (Fakultas Ekologi Manusia IPB), Dr. Tajuddin Bantacut, M.Sc., Wakil Direktur F-Technopark, Fateta IPB), Prof.Kamaruddin Abdullah (Guru Besar Departemen Teknik Pertanian), Tim Sinergy Consulting, Hansung – Korea, Sun Cue – Taiwan, dan Agrindo.

Pada pertemuan yang dihadiri sekitar 250 peserta juga Dekan Fateta Dr. Anas M Fauzi, akademisi, peneliti, birokrat, dan industri terkait itu, banyak mengungkap permasalahan peningkatan kualitas beras dan pemanfaatan hasil samping industri perberasan.

Ketua komisi IV DPR, Dr.Yusuf Faishal, menyoroti faktor pembiayaan dan skema-skema pembiayaan serta permasalahannya dalam indutri perberasan nasional. Menurutnya, minimnya skema pembiayaan yang menyangkut proses of – farm sangat berpengaruh terhadap tingginya susut panen dan rendahnya kualitas beras yang dihasilkan. Disamping itu skema pembiayaan belum menyentuh ke dalam pendanaan pemanfaatan hasil samping pengolahan beras.

Menurutnya, indutsri perberasan nasional memerlukan kebijakan untuk meningkatkan dukungan perbankan, misalnya penyederhanaan persyaratan dan prosedur perbankan. Kemitraan antara pengusahan enggilingan padi dengan petai perlu didorong dan dikembangkan agar tercipta kerjasama yang sinergis dan saling menguntungkan, terutama dalam hal pendanaan.

Dalam releasenya Ia menjelaskan, dalam hal perbaikan kualitas beras, pemerintah perlu membuat program peningkatanstandar kualitas beras yang mudah dimengerti oleh pelaku industri perberasan. Tujuannya adalah agar pelaku industri beras mampu memenuhi standar kualitas beras sehinggal memperoleh harga jual yang layak. Terkait dengan kegiatan or-farm perlu diarahkan terutama dalam upaya peningkatkan nilai tambah melalui penerapan teknologi yang tepat untuk mengurangi susut pasca panen, peningkatan kualitas dan peningkatan efisiensi pengolahan.

Dimana hal ini akan berdampak pada peningkatan produksi dan harga jual yang berimplikasi pada peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi petani.

Sementara itu, Ir. Abdul Waries Patiwiri, MBA, (Perum Bolug dan Perpadi), lebih menyoroti program kemitraan antara pelaku dalam industri perberasan. Kemitraan yang diusulkan adalah pola kemitraan berbasis penggilingan padi dengan fokus utama permberdayaan petani sebagai produsen padi. Sedangkan peran penggilingan padi sebagai sentra pengolahan padi milik petani dapat ditingkatkan perannya sebagai penyalur sarana produksi. Bolug yang mengemban tugas untuk masalah perberasan nasional berperan sebagai inisiator dan promotor serta bertindak sebagai inti dalam kemitraan.

Sedangkan, Salah satu Pakar dari Departemen Teknik Pertanian IPB, Prof. Komaruddin Abdullah, menjelaskan mengenai pemanfaatan hasil samping pengolahan padi seperti sekam sebagai sumber energi sejalan dengan program pemerintah tentang bioenergi. Menurutnya, potensi sekanyang ada jika dikonversikan akan setara dengan 800.000 kilo liter minyak tanah.

Disamping dapat dimanfaatkan sebagai bahan bajar alat pengering Rice Milling Unit (RMU), sekam ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar listrik (PLTD). Dengan rasion sekam dnegan solar 80 dab 20%, maka akan ada penghematan sebesar 3.5 triliun per tahun. Unit pembangkit tenaga listrik berbahan bakar sekam dengan kapasitas 40 kVA dapat diintegrasikan dengan RMU.

Dalam Lokakarya tersebut telah berhasil merumuskan strategi untuk meningkatkan nilai tambah proses produksi beras dan pemanfaatan hasil samping. Rumusan yang dihasilkan ini harus segera ditindaklanjuti secara konkrit agar dapat membuahkan hasil. Bolug, sebgai lembaga yang mempunyai tanggung jawab besar dalam perberasan nasional, diharapkan melakukan upaya proaktif tidak hanya dalam stabilisasi harga, tetapi juga dalam peningkatan kualitas beras serta pemanfaatan hasil saming pengolahan beras.

Sedangkan Fakultas Tekonolgi Pertanian (Fateta) IPB lebih terfokus kepada upaya riset dan pengembangan teknologi proses untuk meningkatkan kualitas beras maupun pemanfaatan produk-produk hasil samping pengolahan beras. (***man)