Berencana Jadi Universitas, ISID Gontor Studi Banding ke IPB
Apabila Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor berubah menjadi Universitas Studi Islam Darussalam (USID), bukanlah sekadar latah dengan fakultas-fakultas umum yang ada. Melainkan sebagai upaya pengembangan keilmuan dalam Islam agar lebih berwarna.
Pembantu Rektor IV ISID Gontor, Dr.H. Amal Fathullah Zarkasyi, MA., mengemukakan hal itu pada Prohumasi IPB saat melakukan kunjungan ke kampus IPB Darmaga, Selasa (27/6). “Dalam rangka itu pula, studi banding ke IPB ini kami lakukan. Agar rencana pengembangan menjadi universitas yang akan dimulai tahun ini tidak terkesan tergesa-gesa,” kata Amal seraya mengatakan, studi banding ISID dilakukan pula ke beberapa perguruan tinggi lain, diantaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Islam Bandung (UNISBA).
Amal yang didampingi sejumlah pimpinan ISID Gontor diterima oleh Wakil Rektor III IPB, Prof.Dr.Ir. Yusuf Sudo Hadi M.Agr., di Ruang Sidang Rektor. Dalam sambutannya Yusuf mengatakan, Pondok Pesantren Modern Gontor tidaklah asing bagi IPB.
“Karenanya saya merasa bangga IPB menjadi tempat studi banding ISID. Bahkan mungkin rombongan dari Gontor bisa berdiskusi untuk membagi ilmu agama yang dimiliki kepada kami,” ujar Yusuf.
Dalam kesempatan tersebut Amal mengatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan IPB di bidang pertanian dan MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam). “Kami ingin mengembangkan satu fakultas dimensi keilmuan kontemporer, namun tetap berlandaskan al-Quran dan Hadits. Dengan demikian, ilmu agama dan ilmu umum betul-betul terintegrasi,” tegas Amal.
Sebelumnya, rombongan ISID mendapat penjelasan mengenai IPB secara keseluruhan, yang kemudian dilanjutkan presentasi dari beberapa fakultas dan departemen. Masalah kurikulum, kegiatan keagamaan di lingkungan kampus, asrama mahasiswa hingga administrasi keuangan menjadi bahasan menarik dalam pertemuan tersebut.
Senada dengan Amal, Pembantu Rektor III ISID Gontor, Dr.H. Hamid Fahmi Zarkasyi, MA, M.Phil., mengemukakan, ilmu-ilmu umum yang akan dikembangkan nanti tetap akan dikemas dalam label agama. “Misalnya Ilmu Fisika, kemungkinan ditambah dengan Filsafat Sains Islam yang saat ini telah digagas oleh perguruan tinggi di Malaysia,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas MIPA, Dr.drh. Hasim, DEA., menyambut baik rencana pengembangan ISID menjadi USID. Hal ini menurutnya, dapat meminimalisir pemahaman yang masih dikotomi terhadap ilmu agama dan ilmu umum.
“Saat ini terjadi krisis, dimana masih ada dikotomi ilmu. Misalnya saja, masih banyak guru-guru Biologi atau Fisika di SMU yang tidak mengerti agama. Padahal, materi-materi yang mereka ajarkan sebenarnya bermula dari agama. Karena itu, lulusan ISID kelak dipastikan menjadi saintis yang bermoral, karena menyatukan keduanya,” kata Hasim. (NM)