Budaya Riset, Ruh Perguruan Tinggi

Budaya Riset, Ruh Perguruan Tinggi

Berita

Research culture atau budaya riset merupakan “ruh” dalam aktivitas sebuah perguruan tinggi. Tanpa budaya riset, perguruan tinggi akan menjadi kering.

“Tidak ada perguruan tinggi yang maju tanpa didukung budaya riset,” tandas Wakil Rektor IV Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr.Ir. Asep Saefuddin MSc., saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Seminar Hasil-hasil Penelitian Dosen Muda, Kamis (16/11).

Karenanya, Asep menyambut gembira dan apresiasi pada Lembaga Penelitian dan Pemberdayan Masyarakat (LPPM) IPB, yang dinilainya telah memberikan kesempatan pada dosen-dosen muda di lingkungan IPB untuk berkreatifitas. “Apa yang telah dirintis oleh LPPM, hendaknya menjadi tradisi yang harus terus dikembangkan. Karena dosen-dosen muda ini pada saatnya nanti akan menjadi future leader IPB,” harapnya pada acara yang mengambil tempat di Ruang Sidang LPPM IPB kampus IPB Darmaga.

Sementara itu, pada dosen-dosen senior Asep mengharapkan agar mereka memberikan motivasi pada para dosen muda untuk dapat menyampaikan gagasan-gagasannya. Oleh karena itu, Asep mengajak seluruh civitas IPB untuk senantiasa mengembangkan budaya akademik, yakni penghormatan pada pemikiran orang lain dan kebebasan bepikir.

Dalam kesempatan tersebut, Asep juga menuturkan tentang pendanaan penelitian. “Ke depan IPB perlu memikirkan adanya Research Foundation,” ujarnya, seraya mengatakan saat ini pihaknya tengah mengajukan dana penelitian pada senat akademik.

Senada dengan Asep, Kepala LPPM IPB Prof. Dr. Rizal Syarief Sjaiful Nazli, DESS., dalam laporannya mengatakan, biaya penelitian tidak harus selalu dari internal. Karenanya ia meminta para dosen muda untuk dapat mengembangkan networking atau silaturrahim, sebagai upaya mendapatkan relasi.

“ Ada atau tidak ada dana, penelitian harus tetap kita lakukan. Selain itu, saya berharap hasil penelitian ini bisa dipublikasikan ke tingkat nasional dan internasional,” tegas Rizal. (nm)