Telur, Pabrik Biologis Obat
Telur tidak hanya sumber protein yang penting bagi manusia, namun juga bermanfaat sebagai pabrik biologis yang berkhasiat obat. Peneliti Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Prof.Dr.drh.Retno D.Soejodono berhasil menemukan manfaat lain tersebut. “Sejak tahun 2008, kami meneliti telur sebagai pabrik biologis yang bisa memproduksi immunoglobulin Y (Ig-Y) di dalam kuning telur dan mempunyai khasiat anti terhadap berbagai penyakit,” jelas Prof.Retno dalam acara Press Conference Pra Orasi Guru Besarnya. Beberapa khasiat tersebut diantaranya: Ig-Y anti flu burung, Ig-Y anti karies gigi, Ig-Y anti whte spot syndrome pada udang, Ig-Y tetanus, Ig-Y anti diare dan sebagainya.
Penggunaan telur sebagai pabrik biologis sangat sejalan dengan issue animal welfare, karena produksi bahan biologis tersebut hampir tidak menyakiti hewan. Dalam produksi bahan biologis telur dapat menggantikan hewan. Misalnya, dalam produksi anti tetanus serum (ATS), hingga saat ini masih menggunakan serum kuda. Untuk memproduksi ATS kuda harus disuntik berkali-kali dengan toksoid tetanus dan pada saat panen serum juga dilakukan berulang-ulang. Tidak jarang ini menyebabkan kasus amiloidosis atau penggumpalan protein yang menyebabkan kuda menderita kesakitan.
Keuntungan teknologi immunoglobulin Y, menurut Prof.Retno, dibandingkan dengan penggunaan kelinci atau produsen lain yaitu: biaya pemeliharaan ayam relatif murah, tidak menyakiti hewan, sebutir telur mempunyai kandungan 50-100 miligram Ig-Y setara 200 miligram Ig-G per 40 mililiter darah yang dihasilkan dalam sekali pemanenan darah kelinci. Di samping itu telur mudah disimpan dalam jangka waktu relatif lama, menghasilkan respon imun yang lebih spesifik dan tidak memiliki efek samping. “Pemanfaatan telur ayam sebagai pabrik biologi memiliki prospek yang sangat cerah dan dapat diaplikasikan pada skala industri. Saat ini kami telah membuat berbagai produk berbahan immunoglobulin Y yang berkhasiat seperti kue anti flu burung, pasta gigi anti karies dan sebagainya,” ujar Prof.Retno. (ris)