Si Cuek nan Judes yang Memikat Hatiku

Si Cuek nan Judes yang Memikat Hatiku

Berita

Bawaan yang pendiam dan berwajah serius membuat pemuda bernama Ahmad Ansori Mattjik  dikenal cuek dan judes. Kawan dekat  (yang kini menjadi istrinya) pun menyarankan memutus hubungan kasih diantara mereka berdua. Namun apa yang dikatakan  Nurhayati muda menanggapi saran kawan-kawan gadisnya. “Si cuek dan judes itu telah memikat hatiku,” ujar Nurhayati.  Pilihan Prof.Nurhayati tidak salah. Ketika berumah tangga, Nurhayati  dapat merasakan kebaikan-kebaikan Prof.Mattjik hingga keduanya menyandang gelar professor, kebaikan sang suami tidaklah berubah. “Si cuek itu ternyata hatinya sangat baik, cerdas dan suka kerja keras. Tidak pernah marah, dan tidak menceritakan masalah pekerjaan di rumah.  Rumah baginya, merupakan tempat berbagi kasih keluarga dan anak-anak,” ungkap Prof.Nurhayati saat memberikan testimoni dalam acara Meraih Kesempurnaan Purnabakti Prof.Ahmad Ansori Mattjik dan Prof. Nurhajati Ansori Mattjik, Sabtu (8/10) di IPB International Convention Center).

Kecerdasan Prof. Mattjik tampak menonjol kala ujian matematika tingkat pertama di IPB. Dua kali berturut-turut, Alumni Biometrika IPB tahun 1965 ini meraih nilai sempurna, 100. Oleh Almarhum Prof. Andi Hakim Nasoetion, Prof. Mattjik diminta tidak mengikuti ujian ketiga. “Kamu tidak usah ikut ujian ketiga, nilai kamu nanti menghancurkan  selang,” kata Prof. Mattjik meniru ucapan Alm.Prof.Andi.   Lanjut Prof. Mattjik, andai bukan karena Alm.Prof.Andi menahan saya, tentu saya sekarang tidak berdiri di hadapan hadirin sekalian. Melihat kecerdasan Prof. Mattjik, Alm.Prof. Andi telah meminta secara khusus untuk menjadi asistennya dan mengajar di IPB.  Untuk makin menguatkan, Alm.Prof.Andi menjanjikan menguliahkannya ke luar negeri. “Janji itu dipenuhi.Saya akhirnya melepaskan tawaran bekerja di BUMN terkemuka yakni Pertamina dan memillih menjadi peneliti  di IPB.  Alm.Prof.Andi sangat berjasa dalam menetapkan pilihan hidup saya,”kenang Prof. Mattjjik sambil berkaca-kaca.

Tidak hanya piawai dalam bidang statistika, Prof.Mattjik juga piawai dalam mengaplikasikan  ilmu statistika dalam kehidupan sehari-hari khususnya saat menjadi Rektor IPB, periode 2002 -2007. Dari Pemodelan Additive Effect and Multiplicative Interaction (AMMI), Prof. Mattjik pun kian meyakini bahwa pembentukan sumber daya manusia berkualitas dipengaruhi  faktor genetika dan  interaksi lingkungan. “Bila diibaratkan, siswa unggulan dari 1700 SMA seluruh Indonesia adalah hasil genetika, sementara IPB adalah lingkungan kondusif yang menjadikan mereka sumber daya manusia berkualitas, sehingga dapat berkiprah di mana saja, terlebih lagi di bidang pertanian,” papar Prof.Mattjik.  Alumni IPB kurang memilih karir bidang pertanian, menurut Prof. Mattjik, karena pertanian belum berkembang akibat  kurang diperhatikan pemerintah.

Acara purnabakti ini diawali testimoni yang dibacakan Dekan Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB, Dr.Hasim dan Dekan Fakultas Pertanian IPB, Dr.Ernan Rustiadi. Selajutnya rekaman testimoni dari putri dan cucu Prof. Mattjik dari Colorado, Amerika Serikat dan testimoni dari rekan-rekan sejawat.  (ris)