Himitepa Gelar Seminar Nanoteknologi dalam Industri

Himitepa Gelar Seminar Nanoteknologi dalam Industri

Berita

Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HIMITEPA) menggelar Seminar  Nanoteknologi dalam Industri, Sabtu (1/5) di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB).  Nanoteknologi telah menjadi tren riset dunia, khususnya di negara-negara maju. Eropa dan Amerika merupakan pelopor dalam investasi riset di bidang teknologi tersebut, diikuti Australia, Kanada dan negara-negara Asia, seperti Jepang, Korea, Taiwan, RRC dan Singapura. "Istilah nanoteknologi pertama kali dipopulerkan peneliti Jepang Norio Taniguchi pada tahun 1974 lalu. Nanoteknologi adalah teknologi yang mampu mengerjakan dengan ketepatan lebih kecil dari satu mikrometer (seperjuta meter), " ungkap Ketua Masyarakat Nano Indonesia, Dr.Nurul Taufiqu Rochman. Pengertian yang terkandung dalam kata "nanoteknologi" yang berkembang saat ini lebih dari sekadar miniaturisasi dalam skala nanometer (sepermiliar meter), tetapi suatu istilah dari teknologi dengan aplikasi yang sangat luas melingkupi hampir di seluruh kehidupan manusia.

 

 Menurut Peneliti Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini alokasi dana riset untuk keseluruhan negara-negara di Asia dalam bidang nanoteknologi mencapai satu miliar dolar AS yang mendekati total investasi keseluruhan negara-negara Eropa. Amerika menginvestasikan sekitar dua pertiga dari jumlah tersebut, yang hanya lebih besar sedikit dari jumlah yang diinvestasikan Jepang. "Jika demikian besar jumlah dananya, dapat dikatakan riset di bidang nanoteknologi tentu sangatlah potensial. Teknologi itu memiliki prospek yang cerah di kemudian hari," ujarnya.

 

Nanoteknologi sudah diaplikasikan dalam berbagai industri seperti pangan, tekstil, mesin, karet, dan sebagainya. "Nanoteknologi juga digunakan untuk mengurangi dampak buruk lingkungan," tandasPeneliti Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) IPB, Dr.Zaenal Abidin.

 

Lanjut Peneliti yang  sekarang  beraktivitas di Laboratorium of Applied Chemistry for Environmental Industry, Fakultas of Agriculture, Ehime University Jepang ini mengatakan laboratoriumnya   telah meneliti teknologi   zero emisi  baru pada produk daur ulang. "Kita mempelajari bahan daur ulang "artificial zeolite" dan aplikasinya pada beranekaragam  industri," tandasnya. (ris)