Departemen Agronomi dan Hortikultura bekerjasama dengan SANREM mengadakan pelatihan irigasi tetes

Departemen Agronomi dan Hortikultura bekerjasama dengan SANREM mengadakan pelatihan irigasi tetes

Berita

sanrem_400

Departemen Agronomi dan Hortikultura bekerja sama dengan Agroforestry and Sustainable Vegetable Production in Southeast Asian Watershed Project (SANREM CRSP – USAID) mengadakan pelatihan ‘No-Tillage vegetable and drip irrigation’ selama 4 hari, tanggal 28 – 32 Mei 2007.

Pelatihan yang dikoordinatori oleh Dr. Anas D. Susila ini dibuka oleh Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Prof Bambang S. Purwoko, menghadirkan instruktur Dr. Ron Morse (Virginia Tech, USA) dan Dr. David Midmore (Central Queensland University, Australia) dengan ilmuan tamu: Dr. Manuel Reyes (NCAT, USA), Dr. Le van Du (Nong Lam University, Vietnam), Dr. Paul Catalan (DBTC, Phillipines), Dr. Greg Luther (AVRDC, World Vegetable Center).

Peserta pelatihan ini adalah Dosen IPB, Mahasiswa S3, S2, dan S1 IPB, Petani dan LSM berjumlah 45 orang. Pelatihan ini dilaksanakan mulai hari Senin dan Selasa pukul 09.00 sampai pukul 15.00 kemudian hari Rabu kunjungan ke lapang.

Mr. Reyes (Lead principal investigator SANREM CRSP Project), dengan semangat yang menggebu-gebu, pada sambutannya menyampaikan pesan kepada seluruh Dunia termasuk Indonesia tentang soil cover dan no-tillage. Pesan yang dimaksud adalah untuk menutup lahan-lahan pertanian dengan tanaman penutup tanah (cover crop) atau bekas tanaman yang tidak produktif dari pada dibuang atau dibakar lebih baik dipotong-potong untuk menutup tanah. Pesan kedua adalah lahan tidak perlu diolah karena lahan yang tidak diolah dapat mengurangi biaya produksi, mengurangi erosi dan penghambatan perkembangan akar. Akan tetapi  cover crop dan drip irigation akan sulit diterapkan oleh petani karena budaya “cangkul” orang Indonesia diartikan sebagai pengolahan lahan, padahal tanpa pengolahan lahan dan dengan irigasi tetes (drip irrigation) tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Materi penting lainnya yang disampaikan oleh para instruktur adalah penggunaan irigasi mikro. Irigasi mikro adalah irigasi pada sebagian kecil pertikel tanah. Keuntungan irigasi mikro adalah tidak banyak kehilangan air karena air langsung diterima tanaman, kualitas hasil tinggi karena irrigasinya terkontrol, mengurangi “salinity hazart”.

Pada acara jamuan makan malam WRI IPB beserta instruktur dan ilmuan tamu, Wakil Rektor I IPB, Prof M.A. Chozin mengatakan bahwa acara semacam ini sangat penting dalam rangka IPB menuju word class university (WCU) dan research based university (RBU). Beliau menambahkan bahwa ke depan kerjasama internasional semacam ini perlu selalu diadakan dan ditingkat. Acara pelatihan ditutup oleh Ketua Deprtemen Agronomi dan Hortikultura pada hari Kamis (30 Mei 2007).