DOSEN FEM RAIH PENGHARGAAN TERBAIK DALAM INTERNATIONAL CONFERENCE ON BUISNESS AND ECONOMICS

DOSEN FEM RAIH PENGHARGAAN TERBAIK DALAM INTERNATIONAL CONFERENCE ON BUISNESS AND ECONOMICS

Berita

Makalah karya D.S. Priyarsono, dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB, yang berjudul "Industrialization and Deindustrialization in Indonesia: a Kaldorian Approach" memperoleh penghargaan sebagai "the best paper" dalam International Conference on Business and Economics (ICBE).  Konferensi  ini merupakan biannual academic event (kegiatan akademik dua tahunan) yang untuk tahun ini diselenggarakan di Bukittinggi, 15-17 April, dengan tuan rumah Universitas Andalas.

Berdasarkan buku program yang diterbitkan Panitia, tak kurang dari 75 makalah ilmiah dikaji dalam kegiatan tersebut.  Para penulisnya berasal dari universitas-universitas di enam negara, yakni Amerika Serikat, Australia,  Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Nigeria.  Dari Indonesia tampil sebagai pembicara antara lain para dosen dan peneliti dari Universitas Indonesia, IPB, Universitas Padjadjaran, Universitas Andalas, dan sebagainya.

Priyarsono (yang sehari-harinya dipanggil "Sonny") dalam makalah yang disusunnya bersama Diah Ananta Dewi (staf Badan Pusat Statistik, Jakarta), melaporkan hasil riset mereka antara lain tentang fenomena de-industrialisasi negatif dalam perekonomian Indonesia.  Fenomena ini ditandai dengan gejala menurunnya kontribusi sektor industri (manufacturing sector) yang tidak disertai dengan proses pematangan pembangunan perekonomian.  Gejala ini berbeda dengan pengalaman negara-negara maju yang juga mengalami fenomena de-industrialisasi (namun positif) yang terjadinya dibarengi dengan berbagai penguatan pondasi-pondasi ekonomi seperti meningkatnya daya saing, bertumbuhnya investasi, dan berkembangnya sektor jasa.  Makalah tersebut ditutup dengan beberapa rekomendasi antara lain yang menyangkut implementasi China-ASEAN Free Trade Agreement yang mulai berlaku awal tahun ini.

Berdasarkan keterangan penyelenggara ICBE, makalah Priyarsono dipilih sebagai "the best paper" berdasarkan lima dimensi kriteria yakni orisinalitas, kekuatan landasan teori, keabsahan dan kecanggihan metodologi, kemampuan memunculkan gagasan baru yang menginspirasi riset-riset baru, dan kualitas penulisan. 

Pada tahun 2004 Priyarsono pernah memperoleh  penghargaan serupa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, yakni sebagai "Penyaji Makalah Terbaik" dalam Seminar Hasil Penelitian Hibah Bersaing.  Hibah-hibah lain yang pernah diterimanya antara lain Hibah Tim Pascasarjana, Hibah Riset dari luar negeri (antara lain Sumitomo, Toyota, Bank Dunia, Nagoya University, Pemerintah Australia), dan penghargaan dari Inter-CAFE (International Center for Applied Finance and Economics) atas penerbitan makalah di jurnal ilmiah internasional.  Atas karya-karyanya tersebut Priyarsono mewakili fakultasnya memperoleh penghargaan dari Rektor IPB sebagai Dosen Teladan (1996) dan Dosen Berprestasi (2008).  Dia juga memperoleh penghargaan dari Ketua LIPI dan TVRI dalam final pemilihan Peneliti Muda Indonesia 1996.

Kepesertaan Priyarsono dalam konferensi internasional tersebut tak lepas dari dukungan semangat dan bantuan dana dari Pimpinan IPB, khususnya dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.