IPB Rumuskan Student Centered Learning

IPB Rumuskan Student Centered Learning

Berita
Supaya menghasilkan lulusan lebih bermutu, kompeten, bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat, Institut Pertanian Bogor (IPB) perlu mengembangkan terobosan-terobosan kreatif dan inovatif. Demikian disampaikan Rektor IPB, Dr.Ir.Herry Suhardiyanto, M.Sc dalam sambutan acara Lokakarya Program Hibah Kompetitif Institusi (PHK-I) : Integrasi Hard Skill, Soft Skill dan Technolopreneurship Melalui Student Centered Learning Selasa (15/4) di Auditorium Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Darmaga. “ Hal tersebut harus sungguh-sungguh dilakukan, agar IPB tetap berada di lini terdepan kompetisi dan berkontribusi dalam peningkatan daya saing bangsa,” tegas Rektor.

Umumnya, pengguna lulusan membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian berupa softskill 82 persen dan hard skill 18 persen. Kemampuan kognitif indeks prestasi kumulatif tinggi (hard skill) saja tidak cukup, para lulusan seharusnya juga memiliki soft skill.

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna kerja, IPB perlu melakukan perubahan paradigma pembelajaran. Perubahan paradigma yang dimaksud adalah pengembangan proses pembelajaran yang memberi ruang kepada mahasiswa untuk lebih aktif dan mampu menginternalisasi muatan softskill dan technopreneurship. Pendekatan ini lebih dikenal sebagai Student Centered Learning (SCL). Tidak hanya perbaikan sistem pembelajaran, perubahan tersebut juga menuntut perbaikan isi mata kuliah yang kemajuan teknologi yang berkembang. Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran ini, tentu membawa implikasi perubahan sistem, organisasi, implementasi, dan evaluasi yang cukup kompleks.

Menurut Rektor, perubahan paradigma harus dilakukan secara arif, mencakup pemahaman tentang rasional, hati-hati, bertahap, sederhana, terus-menerus, konsisten, terukur, dan terkendali. ”Patut disadari pemahaman dan persepsi kolektif SCL, softskill dan technopreneurship diantara staf pengajar IPB masih belum memadai. Tidak hanya itu, hingga saat ini belum disepakati model tepat untuk mengoperasionalisasi pendekatan SCL dalam mata kuliah IPB,” jelas Rektor.

Lokakarya ini dilaksanakan sebagai wahana untuk menyamakan persepsi, menumbuhkan komitmen dosen dan merumuskan model SCL yang dapat mengintegrasikan hard skill, soft skill dan technopreneurship pada kompetensi spesifik mayor dalam proses pembelajaran. Diharapkan lokakarya ini menghasilkan rumusan panduan pelaksanaan teaching grant.

Wakil Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dr.Tjut Rifameutia menjelaskan penentuan SCL di sebuah institusi pendidikan perlu melihat faktor sumberdaya manusianya, jumlah mahasiswa, sarana-prasarananya (kapasitas), tujuan, visi dan misi pendidikan. ”Keberhasilan proses pembelajaran tergantung dari gurunya (dosen). Jika gurunya mengajar dengan antusias, memahami mahasiswa, empati, simpatik dan memiliki softskill, kelak mahasiswa juga demikian,” tutur Dr.Tjut.

Dalam kesempatan tersebut Penanggung Jawab Kegiatan PHKI, Prof. Dr.Ir. Slamet Susanto, M.Agr mensosialisasikan sekilas PHKI IPB. Kegiatan PHKI mempunyai karakteristik antara lain: melibatkan beberapa departemen, rancangan program mengacu prioritas pengembangan institut, penyelenggaraan di level institut dan pengelolaan embeded (melekat) pada institusi. ”Program PHKI terbagi tiga tema yaitu: peningkatan kapasitas institusional dan mutu manajemen perguruan tinggi (tema A), peningkatan mutu, relevansi dan efesiensi (tema B) dan pengembangan program unggulan (tema C),” kata Prof. Slamet. Waktu pelaksanaan program PHKI berlangsung selama 3 tahun. Program PHKI periode 2008 – 2010 difokuskan pada dua tema yakni B dan C.

Lebih lanjut, Prof. Slamet menyampaikan departemen yang terpilih melakanakan PHKI IPB tema B yakni : Departemen Agronomi dan Hortikultura, Departemen Teknik Pertanian, Departemen Ilmu dan Produksi Ternak, dan Departemen Manajemen. Sedangkan yang terlibat tema C yaitu Fakultas Kedokteran Hewan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen Teknologi Industri Pertanian, SEAFAST Center, Departemen Biologi, Departemen Kimia dan Pusat Studi Biofarmaka. Masing-masing tema lalu ditetapkan program pengembangan dan indikator kinerja.

Acara yang diawali laporan panitia pelaksana, Ahmad Yani, S.TP, M.Si ini menghadirkan beberapa pembicara antara lain: Dr.Ir.Setyo Pertiwi, M.Agr, Dr.Ir.Anas D.Susila, M.Si, Iin Solihin, S.Pi, M.Si, Dr.Ir.Aji Hermawan, MM, dan Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si. Moderator acara tersebut Prof.Dr.Ir.Sudirman Yahya, M.Sc, Dr.Ir.Ma’mun Sarma, M.S, M.Ec, Dr.Ir.Suroso, Eko Rudi C, S.Hut, MM, Dr.Edi Santosa, Prof.Dr.Ir.Slamet Susanto, M.Agr dan Ahmad Yani, STP,M.Si. (ris)