Harmonisasi Pembangunan Pertanian Berbasis Daerah Aliran Sungai Pada Lanskap Desa-Kota Kawasan BOPUNJUR
Dalam saresehan sehari pada 16 Oktober 2008 di Kabupaten Bagor dan pada 18 Oktober 2008 di Kabupaten Cianjur, Ketua tim peneliti, Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin yang juga sebagai ketua Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB mengatakan bahwa penelitian payung yang bertajuk “Harmonisasi Pembangunan Pertanian Berbasis DAS pada Lanskap Desa-Kota Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur” yang tergolong pada bidang Lingkungan, Bangunan dan Energi, selama tiga tahun terakhir 2006-2008 telah didanai oleh Hibah Penelitian Tim Pascasarjana (Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dengan No. Kontrak: 317/SP3/PP/DP2M/2006 tanggal 1 Februari 2006). Hadi menambahkan bahwa sebenarnya periode 1998-2008 penelitian juga didukung oleh kerjasama IPB dan Tokyo University di bawah program “Landscape Ecological Study on Sustainable Bio-resources Management in Rural Indonesia” (penelitian kerjasama Core University Research Program JSPS/DGHE in Applied Bio-sciences). Dan periode 2006-2008 juga didukung oleh Rural Development Institute, Seattle USA melalui riset “Homstead Garden Survey on Java”. Penelitian ini melibatkan para mahasiswa berbagai program studi S-3, S-2 dan juga S-1 IPB.
Penelitian bidang ekologi lanskap memfokuskan pada 3 karakteristik lanskap, yaitu struktur, fungsi dan dinamika. Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur (Bopunjur) telah berkembang sebagai wilayah hinterland kota Jakarta menghadapi kenyataan yang berhubungan dengan perubahan lanskap sebagai masalah yang serius yang diakibatkan oleh perubahan tata guna lahan dan penutupan lahan. Lahan-lahan pertanian menjadi area pertanian komersial yang monokultur, area industri, dan wilayah perkotaan secara umum. Oleh karena itu pengelolaan lanskap secara ekologis antara desa, sub-urban, dan kota pada suatu wilayah perlu perencanaan terintegrasi mulai dari hulu hingga hilir pada satuan unit daerah aliran sungai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penggunaan sumberdaya biologi dan sistem produksinya pada lanskap pertanian dengan sistem agroforestri; meng-assess dan mengevaluasi keadaan sosial-budaya- ekonomi-politik yang berpengaruh terhadap penggunaan sumberdaya alam yang berkelanjutan serta mencari alternatif model yang dapat dikembangkan bagi aktivitas pertanian yang berkelanjutan; memahami kegiatan lain (potensi pertanian untuk kegiatan wisata) sebagai sumber pendapatan masyarakat perdesaan melalui perencanaan lanskap agrowisata. Sesuai dengan road map, rekonstruksi dan rivitalisasi sistem pertanian berbasis pengetahuan ekologi masyarakat setempat dilaksanakan untuk mencapai sistem pengelolaan sumberdaya biologi yang berkelanjutan di DAS Cianjur dan DAS Ciliwung mulai tahun 1998 s.d. 2008. Seleksi lokasi tersebut didasarkan selain pada satuan unit ekologis DAS tetapi juga berdasarkan adanya hubungan desa-kota pada kawasan Bogor-Puncak-Cianjur (BOPUNJUR). Penelitian ini banyak dilakukan di lapang dengan metoda survey dan ground field-check serta kajian dan analisis dengan desk study. Pada skala makro digunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menganalisis karakteristik dinamika lingkungan, perubahan penggunaan lahan dan penutupan lahan. Pada beberapa wilayah pengelolaan lingkungan relatif baik, tetapi dilain pihak juga terjadi deforestation dan degradasi lahan pertanian. Kajian estetika lingkungan serta potensi keindahan alam pada lahan-lahan kawasan pertanian dilakukan dengan metoda scenic beauty estimation (SBE). Hasil penelitian ini diharapkan mampu menurunkan skenario pengembangan agrowisata yang dapat meningkatkan aktifitas off-farm, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapat dan kesejahteraan masyarakat petani di Bopunjur. Pada penelitian skala meso, ditelaah struktur dan fungsi lanskap pada ekosistem regional. Aliran energi dan bahan antara kampung, area pertanian dan hutan sekunder dianalis secara kuantitatif. Aspek sosial-ekonomi, budaya dan spiritual masyarakat juga ditelaah untuk menentukan tingkat keberlanjutan suatu masyarakat dalam perkampungan tersebut. Untuk meneliti hal di atas dilakukan pendekatan dengan Community Sustainability Assessment (CSA). Selanjutnya pada skala mikro, penelitian dilakukan untuk menganalisis praktek-praktek pengetahuan ekologis masyarakat setempat (local ecological knowledge) dan kearifan lokal (local wisdom) pada sistem agroforestrii tradisional baik di pekarangan, kebun campuran maupun kebun talun. Hasil penelitian ini akan dikembangkan dalam model pertanian perma-culture.
Secara keseluruhan diharapkan hasil-hasil penelitian ini selain tetap ditujukan agar dapat dipublikasikan pada jurnal ilmiah international dan nasional sebagaimana yang telah dilakukan selama 10 tahun terakhir, tetapi juga diharapkan dapat didesiminasikan kepada masyarakat dalam usaha pengelolaan lanskap desa-kota secara berkelanjutan melalui konsep praktek agroforestry & perma-culture, konsep eco-village, dan konsep pengembangan agrotourism. Hal ini diharapakan dapat memberi solusi pada masalah ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, konservasi biodiversity, penataan lingkungan yang berkelanjutan.
Setelah sepuluh tahun sejak 1998-2008 penelitian intensif di wilayah daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung-Cisadane dan DAS Cianjur-Cisokan tentang aspek agroforestry, pekarangan, kampung berkelanjutan (eco-village) dan wisata pertanian (agrowisata) telah menghasilkan berbagai rumusan, konsep, rancangan yang bisa diimplementasikan di lokasi tempat penelitian. Maka pada tanggal 16 Oktober 2008 dan 18 Oktober 2008 dilakukan saresehan sehari sebagai media desiminasi, sosialisasi hasil penelitian bagi stakeholders (rumah tangga petani, kelompok petani, wakil masyarakat, kepala desa, kecamatan, kabupaten, Bappeda, dinas-dinas terkait yaitu dinas pertanian, pekerjaan umum, kehutanan, lingkungan, Badan Pengelola DAS, LSM, pengembang perumahan dan masyarakat umum) di Kabupaten Bogor yang bertempat di Aula Kantor Kecamatan Cisarua, dan di Kabupaten Cianjur yang bertempat di Aula Kantor Kecamatan Cugenang. Jumlah peserta baik di Kab Bogor maupun di Kabupaten Cianjur berkisar 50-60 perwakilan stakeholders di atas. Pemberi materi selain Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin, juga didukung anggota tim peneliti lainnya yaitu Dr. Ir. Aris Munandar, dan Dr. Ir. Nurhayati H.S. Arifin, dan beberapa mahasiswa S-3 (Abdul Harris Bahrun/Dosen Universitas Hasanudin, Rachmat Mulyana/Dosen Universitas Negeri Medan, dan Hadi Pranoto/Dosen Universitas Mulawarman) dan S2 (Kaswanto/Dosen IPB, Dwi Aryanti/Universitas Bung Karno, dan Bambang Winarno/Dosen VEDCA Cianjur) sebagai motivator dalam acara focus group discussion (FGD). FGD dilakukan pada setengah hari sesudah makan siang merupakan acara yang menarik dan diikuti dengan semangat bagi seluruh peserta. Peserta yang dibagi dalam 4 kelompok aspek agroforestri, pekarangan, ecovillage dan agrowisata mendiskusikan dan memformulasikan rencana kegiatan berbasis masyarakat untuk dibawa ke MUSRENBANG dan diharapkan dapat dibawa ke tingkat Kecamatan dan Kabupaten. Rencana tersebut diselarkan dengan program Pemda sehingga diharapkan memperoleh anggaran dari APBD tahun 2010. Di sisni penanganan lingkungan diharapkan dapat dikerjakan secara bersama, trilogi Pemda – IPB – Masyarakat. (HSA-Bogor 20 Oktober 2008)