Menimbang Kedelai Transgenik

Menimbang Kedelai Transgenik

Berita

Kedelai impor Amerika Serikat 80 persen berasal transgenik. Sisanya 20 persen kedelai hasil perakitan konvensional. Kedua jenis kedelai tersebut dicampur dan diekspor ke negeri lain, salah satunya ke Indonesia. Keamanan kedelai transgenic masih menjadi perdebatan. "Komoditas transgenic seperti juga komoditi pertanian ekspor lainnya, seharusnya telah memenuhi standar keamanan pangan internasional," ujar Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Dahrul Syah Jum'at (/) saat ditemui di ruang kerjanya.

Menurut Dahrul, protein kedelai transgenic tak bisa dibedakan dengan kedelai biasa. Apalagi jika sudah masuk dalam tubuh manusia, antibody tak menganggapnya sebagai agen asing. Namun ekpresi DNA asing atau agrobacterium yang ditranfer akan nampak pada kedelai yang dihasilkan. "Bila DNA asing tadi menyebabkan alergi maka kedelai yang dihasilkan juga akan menimbulkan alergi."

Amerika serikat mengembangkan kedelai transgenik untuk memenuhi kebutuhan minyak kedelai. Minyak kedelai ini menjadi salah satu sumber energi alternative industri di sana. "Masyarakat Amerika sedikit mengkonsumsi kedelai, lain halnya dengan Indonesia yang memanfaatkan kedelai sebagai bahan pangan pokok," ujar Dahrul.

Mahalnya minyak di pasar dunia, mendorong masyarakat disana mengkonversi kedelai menjadi biofuel dalam jumlah lebih besar dari sebelumnya. Efeknya kedelai di pasar internasional pun naik berlipat. (ris)