Siswa SMA Kurang Minati Bidang MIPA

Siswa SMA Kurang Minati Bidang MIPA

Berita

Lulusan SMA, terutama bagi lulusan di daerah, banyak yang enggan memilih fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA) saat memasuki perguruan tinggi. Dari jumlah total 60 kursi yang disediakan misalnya, hanya terisi 12 bangku. Hal ini disebabkan kurangnya wawasan guru mata pelajaran IPA dan kimia tentang bagaimana cara mengajar menyenangkan dan profesional, sehingga siswa tertarik untuk mendalaminya.

“Ada yang salah dari pola belajar mengajar yang diterapkan guru saat ini, terutama pada mata pelajaran IPA dan Kimia,” ujar Sekretaris Jenderal  MIPAnet, Dr. Hasim, DEA di sela-sela Lokakarya MIPAnet, Senin (26/7) di IPB International Convention Centre (IICC).

Hasim mengatakan, selain faktor guru, juga karena faktor yang dari dalam diri siswa . “ Siswa yang melihat cara guru menerangkan mata pelajaran MIPA, pasti beranggapan itu sulit. Padahal sebaliknya, sangat mudah dan menyenangkan,” papar Dekan FMIPA Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurut survei konsorsium matematika dan sains internasional baru-baru ini, dari jumlah 36 negara yang sering mengikuti olimpiade matematika, Indonesia menempati urutan ke-32, sejajar dengan negara-negara Afrika. Sementara beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Singapura berada di atas Indonesia.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), sebanyak 50 persen guru tak paham bagaimana cara mengerjakan soal-soal Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Hal ini menandakan  kualitas guru di Indonesia masih memprihatinkan. “Ini menjadi cambuk agar bangsa kita lebih maju lagi dalam bidang ilmu pengetahuan,” tutur Dekan MIPA IPB ini.

Rektor IPB, Prof. Dr.Herry Suhardiyanto dalam sambutannya mengatakan sebanyak 20 persen penduduk dunia menguasai 80 persen pendapatan dunia. “Ini karena mereka menguasai teknologi sehingga mereka mampu menguasai sumber daya alam dunia. Generasi muda yang cinta bidang MIPA  akan mendorong pada kecintaan pada ilmu yang lain,” kata Rektor.

Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan Nasional, Prof.Dodi Nandika mengharapkan MIPAnet bisa berkiprah dalam membantu menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan nasional seperti peningkatan kompetensi pendidik, penyempurnaan sistem pembelajaran, penyediaan sarana dan prasarana serta peningkatan kerjasama  riset fundamental. “MIPA adalah ibu dari segala ilmu pengetahuan, perguruan tinggi terkemuka maka biasanya mempunyai MIPA yang sangat kuat. Perguruan tinggi yang kualitas MIPA-nya kuat maka menghasilkan lulusan yang mempunyai daya saing kuat,” tandas Prof.Dodi.

MIPAnet adalah Jaringan Kerjasama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi bidang MIPA yang terbentuk tahun 2009. Lokakarya MIPAnet ini dihadiri dekan FMIPA setiap perguruan tinggi seluruh Indonesia dan guru MIPA se-JABODETABEK.(ris)