IPB Peduli Kirimkan Batako Press Untuk Korban Letusan Merapi

IPB Peduli Kirimkan Batako Press Untuk Korban Letusan Merapi

Berita

Bencana erupsi Gunung Merapi yang terjadi di penghujung tahun 2010 telah menyebabkan sejumlah kerugian bagi penduduk sekitar. Selain kerusakan yang ditimbulkan akibat sapuan awan panas, kini warga lereng Merapi juga harus siap siaga terhadap ancaman banjir lahar dingin yang sewaktu-waktu bisa datang. Namun di balik bencana yang terjadi, warga di sekitar lereng Gunung Merapi mendapatkan “berkah” dengan banyaknya pasir yang terbawa saat erupsi maupun banjir lahar dingin. Sayangnya, potensi tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh warga di sekitar lereng Gunung Merapi karena keterbatasan sarana yang dimiliki.

“Potensi pasir yang besar di sini belum bisa dimanfaatkan secara optimal, oleh karena itu saat ditawari bantuan dari IPB Peduli kami mengusulkan untuk diberi bantuan berupa mesin batako press,” tutur Sungkono, Kepala Desa Jumoyo. Desa Jumoyo adalah salah satu wilayah di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang yang terkena dampak paling parah akibat bencana erupsi dan banjir lahar dingin Merapi.

Aspirasi tersebut langsung direspon oleh pihak IPB Peduli Bencana, dalam hal ini Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPMM) IPB, dengan memberikan bantuan berupa dua buah mesin batako press ke dua lokasi yaitu Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang dan Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Aspirasi tersebut diperoleh ketika Kepala Pusat Studi Bencana IPB, Dr. Ir. Euis Sunarti berkunjung ke Kecamatan Salam untuk mengkonfirmasi bentuk bantuan yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat korban bencana.  Serah terima bantuan tersebut telah dilaksanakan Minggu (20/2) yang diterima langsung oleh camat dan kepala desa di masing-masing lokasi. Penyerahan bantuan dilakukan oleh  perwakilan Pusat Studi Bencana LPPM IPB, Agus Surachman  dan Menteri Soslingmas BEM KM IPB, Hassan Afif.

Sebelum diserahkan, Sabtu (12/2) alat press batako ini diujicobakan di sebuah bengkel di Laladon, Bogor. Setiap satu alat press batako dapat menghasilkan 2 ribu batako per hari. Warga pun dapat membuat batako berkualitas sesuai kemampuan ekonominya. Semakin banyak campuran semennya maka semakin kuat batako yang terbentuk. Namun bila terkendala biaya, warga pun bisa membuat batako dengan campuran tanah dan sedikit semen. ”Semua tergantung dari kemampuan warga untuk membeli semen, bahan bakar solar untuk diesel dan tenaga untuk mengaduk adonan batako,” imbuh Agus.

“Bantuan dari IPB Peduli ini akan sangat membantu warga Cangkringan, khsususnya warga Desa Kepuharjo untuk kembali membangun rumah mereka,” tutur Saiful Bahri, Camat Cangkringan, Sleman. Saiful Bahri menambahkan di wilayahnya sendiri terdapat sekitar 2587 rumah yang rusak akibat bencana Merapi. Warga membutuhkan batako untuk kembali membangun rumah mereka, sehingga bantuan berupa mesin batako press yang diberikan dinilai sangat tepat.

Kegiatan pemberian bantuan mesin batako press kepada korban bencana Merapi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan IPB Peduli dimana sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan lain seperti IPB Goes Field Peduli Merapi. Sejumlah mahasiswa ditempatkan di beberapa titik bencana Merapi untuk turut menjadi relawan.(*ris)