Posdaya Geulis Bageur Belajar Membuat Pernik dari Kokon Sutera

Posdaya Geulis Bageur Belajar Membuat Pernik dari Kokon Sutera

Berita

Setelah beberapa minggu lalu Posdaya Geulis Bageur diberikan pelatihan membuat pupuk kompos dari sampah organik, pada (17/1) bertempat rumah Ibu Juju salah satu rumah warga yang berada di RT01/RW04, Desa Babakan diberikan pelatihan membuat pernik dari kokon. Kokon adalah limbah dari peternakan ulat sutera yang sudah tidak digunakan lagi.

Pukul 14.00 WIB, warga satu persatu berdatangan ke rumah Ibu juju. Di sana sudah ada beberapa orang yang telah menunggu salah satunya adalah dosen dan juga peneliti Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB, sekaligus pendamping Posdaya Geulis Bageur, Prof. Clara Kusharto, Koordinator Geulis Plus, Ir. RA Hangesti Emi Widyasari, M.Si., Koordinator lingkar kampus, Awaluddin, SE., dan Koordinator Geulis Bageur, Supriyadi.

Pelatihan yang sudah keempat kalinya ini dibimbing langsung oleh Prof. Clara Kusharto, dan Ir. RA Hangesti Emi Widyasari, M.Si., dengan tujuan memberikan nilai tambah pada kokon,  meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan meningkatkan gizi masyarakat.

Dengan seksama, peserta yang sebagian besar ibu rumah tangga dan pemudi ini menyimak penuturan tutor dalam membuat pernak-pernik ini. Sementara itu, Prof Clara, dan Ir. Hangesti mendampingi dan menyimak di belakang. Tutor yang juga warga masyarakat setempat sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari Departemen Gizi Masyarakat.

Limbah peternakan ulat sutera berupa kokon ini ternyata setelah diolah sedemikian rupa dapat dijadikan hiasan menarik, nilai jualnyapun cukup besar, keuntungan bisa mencapai 30% yang awalnya hanya limbah saja.

Setelah diolah, kokon berubah bentuk menjaid bros yang manis dan cantik, hiasan pensil, rangakaian bunga untuk pernikahan, gantungan kunci, gantungan handphone, hiasan berupa bunga ros, anggrek, dan juga hiasan tempel untuk kulkas.

Ditemani hidangan pisang goreng, jagung rebus, dan perkedel jagung, warga dengan antusias mengikuti pelatihan. Merekan bertanya mengenai tahapan pembuatan pernak-pernik, atau berdiskusi tentang kesulitan dalam pembuatannya.

Di sela kegiatan tersebut Prof Clara kepada tim Pesona lingkar Kampus (PLK) IPB mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu tahapan dalam membentuk masyarakat yang nantinya memiliki gizi yang cukup baik.

“Ini merupakan salah satu tahapan dalam meningkatkan gizi masyarakat. Setelah diberikan pelatihan ini diharapkan mereka bisa memiliki keterampilan dan dapat membantu perekonomian keluarga. Setelah itu otomatis akan dapat meningkatkan gizi masyarakat,”ujar Prof Clara.

Rencana ke depan menurutnya, Departemen Gizi Masyarakat IPB juga akan memberikan beberapa wawasan kepada warga tentang pentingnya gizi.” Mereka nantinya akan diberi pengetahuan tentang gizi dan keluarga,” tambahnya. (man/wal)