IncuBie IPB Ikuti Workshop ASEAN Innovation and Entrepreneurship di Beijing

IncuBie IPB Ikuti Workshop ASEAN Innovation and Entrepreneurship di Beijing

incubie-ipb-ikuti-workshop-asean-innovation-and-entrepreneurship-di-beijing-news
Berita

Menindaklanjuti kegiatan Business Opportunity Matching yang dilakukan oleh Inkubator Bisnis (IncuBie) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ( LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Inkubator Chung Yuan Christian University (CYCU) Taiwan di akhir tahun 2017, pada tahun 2018, IncuBie diundang oleh CYCU bekerjasama dengan Beijing Global View Technology (GVTI) mengikuti Workshop Inkubasi Bisnis di Beijing (24-29/7). Tema workshop ini adalah The Belt and Road, ASEAN Innovation Entrepreneurship.

Tujuan dari workshop ini adalah untuk mengetahui konsep pengembangan start-up inovatif di Beijing melalui program inkubator dan Science Technology Park (STP), melihat start-up dan produk inovatif di Beijing, dan inisiasi kerja sama pengembangan start-up melalui Co Incubation Program (program kerjasama inkubasi lintas negara). 

Peserta workshop sebanyak 20 orang yang merupakan pengelola inkubator/STP berasal dari empat negara yaitu Taiwan, Indonesia, Malaysia dan Thailand. Delegasi Indonesia sebanyak lima orang (satu orang per Inkubator) yaitu dari IncuBie IPB, Bina Nusantara, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Trilogi, dan Universitas Padjadjaran. Peserta workshop dari IncuBie diwakili oleh Deva Primadia Almada, SPi, MSi yang merupakan Kepala Divisi Program Inkubasi IncuBie. 

Rangkaian kegiatan workshop selama 6 hari dilakukan melalui kunjungan sekaligus pemaparan dan diskusi ke berbagai stakeholder dan perusahaan terkait pengembangan start- up inovatif  di Beijing. Antara lain GVT Co. Ltd, Torch High Technology Industry Development Center, Ministry of Science and Technology, Plug and Play China, Zhongguancun Science Park, Haidian Science Park dan Wistron (perusahaan di bidang teknologi dan informasi).

Pengembangan start-up di Cina sangat didukung penuh oleh pemerintah dan stakeholder. Cina memiliki sekitar 200 STP dan satu STP memiliki puluhan Inkubator bisnis dengan ratusan tenant (start-up binaan) tiap inkubator.

“Kementerian Riset Teknologi di Cina memberikan dana operasional tahunan kepada STP dan inkubator bisnis, serta seed capital kepada tenant dalam rangka penumbuhan start-up inovatif. Besaran dana yang diberikan berbeda-beda, tergantung kebutuhan dari tiap STP/inkubator bisnis. Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap kinerja masing-masing dengan Key Performa Indicator (KPI) antara lain tumbuhnya start-up/industri inovatif berskala nasional dan internasional. Start-up atau industri inovatif yang tumbuh dari STP/Inkubator Bisnis akan diberikan kebijakan bebas pajak (tax free),” ujar Deva.

Di akhir program, pihak GVTI menghimbau seluruh peserta untuk dapat melakukan kerjasama dengan pihak Cina melalui Memorandum of Understanding (MoU) antar lembaga dalam rangka program co inkubasi lintas negara dalam bentuk kerjasama di bidang teknologi, investasi dan juga pemasaran (DPA/Zul).