Temukan Pengganti Freon pada AC, Mahasiswa IPB Jadi Best Presentation di MARSS 2018

Temukan Pengganti Freon pada AC, Mahasiswa IPB Jadi Best Presentation di MARSS 2018

temukan-pengganti-freon-pada-ac-mahasiswa-ipb-jadi-best-presentation-di-marss-2018-news
Prestasi

Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali menunjukkan prestasinya di kancah nasional. Kali ini dua mahasiswanya berhasil meraih Best Presentation di Lomba Karya Tulis Ilmiah MARSS 2018. Ajang bergengsi ini diselenggarakan pada tanggal 19-22 Mei 2018 di Universitas Negeri Yogyakarta.

Mereka adalah Yeyen Laorenza dan Ani Nuraeni. Keduanya merupakan mahasiswa dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Kedua mahasiswa ini melakukan penelitian tentang sistem bangunan hemat energi berbasis phase change material (PCM) dari minyak ikan.

Menurut Yeyen, ide awal karya tulis ini bermula dari bahaya penggunaan bahan pendingin freon pada air conditioner (AC). Ia menjelaskan bahwa freon memiliki indeks Global Warming Potential (GWP) 510 kali lebih besar dibanding karbondioksida, yaitu 1 kilogram freon yang terlepas ke udara setara dengan terbuangnya 4.800 kilogram gas karbondioksida.

“Freon juga memiliki Atmosfer Life Time (ALT) yang sangat tinggi. Gas freon bahkan bisa bertahan selama 15 tahun di atmosfer sebelum terurai. Bahaya dari freon tersebut memicu kami untuk meneliti bahan pendingin apa yang dapat menggantikan freon”, katanya.

Yeyen dan Ani menggunakan material peubah fasa yang berasal dari minyak ikan berbasis asam lemak. Bahan ini dinamakan Marine Fish Oil Phase Change Material (MFO PCM). Menurutnya, asam lemak dapat menjadi bahan penyimpan panas karena memiliki sifat termodinamika dan kinetik yang sesuai untuk penyimpanan panas laten suhu rendah. Minyak ikan digunakan karena termasuk sumber asam lemak potensial.

“Bahan baku limbah kami peroleh dari perusahaan perikanan yang banyak menghasilkan limbah jeroan dan kepala yang bisa digunakan sebagai sumber minyak ikan. Kelebihan asam lemak dibandingkan dengan bahan PCM lainnya ialah karena memiliki stabilitas kimia yang baik, tidak beracun, dan merupakan bahan terbarukan”, jelasnya.

Di bawah bimbingan Bambang Riyanto, SPi MSi, Staf Pengajar di Departemen Teknologi Hasil Perairan, FPIK IPB, kedua mahasiswa tersebut melakukan penelitian dengan judul“Bangunan Hemat Energi Masa Depan dengan Struktur Insulator Termal Berbasis Marine Fish Oil Phase Change Material”.

Pembuatan MFO PCM dari minyak ikan dilakukan dengan epoksidasi minyak terlebih dahulu untuk memutuskan ikatan rangkap yang terdapat pada minyak ikan. Hasil penelitiannya menunjukkan MFO PCM mampu menyerap panas lebih besar dibandingkan minyak ikan kasar. MFO PCM dapat diintegrasikan pada bangunan terutama pada dinding dan langit-langit. Aplikasi MFO PCM pada dinding menggunakan bentuk fins yang diisi dengan PCM sedangkan pada langit-langit menggunakan bentuk silinder.

Yeyen dan Ani mengaku senang dapat melakukan penelitian ini dan menjadi Best Presentation di MARSS 2018. Mereka berharap sistem yang telah mereka rancang dapat direalisasikan di Indonesia, karena beberapa negara sudah menggunakan material ini sebagai pendingin pada ruangan. (NIRS)